10 Desa Di Kabupaten Ngada Ditetapkan Sebagai Desa Bambu

Binsar

Tuesday, 17-07-2018 | 11:09 am

MDN
Kabupaten Ngada, NTT menjadi pusat unggulan program 1000 desa bambu [ist]

Kupang, Inako –

Hingga saat ini, bambu masih mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat modern. Banyak perabotan modern yang dijual di berbagai pusat perbelanjaan, diolah dari bahan dasar bambu. Karena itu, permintaan akan bambu pun terus bertumbuh seiring meningkatnya permintaan pasar akan produk dengan bahan baku bambu.

Di beberapa daerah, pemerintah mulai memberi perhatian serius terhadap upaya pelestarian tanaman jenis ini. Di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, misalnya. Masyarakat daerah itu masih memelihara dan menjaga kelestarian bambu dengan sangat baik.

Belum lama ini, Pemda Ngada bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bahkan telah menetapkan 10 desa di kabupaten itu sebagai desa bambu.

Salah satu rumah di Desa Bambu, Ngada, NTT [ist]

 

Menurut pejabat Kementerian LHK, penetapan desa bambu bertujuan untuk menanamkan kesadaran dan pemahaman yang tepat dalam diri masyarakat desa itu soal pentingnya bambu dalam kehidupan masyarakat modern saat ini.

Kesepuluh desa itu adalah Desa Rotogesa, Mataloko, Dokka, Dadawea, Were 1 dan Were 2, Waieia, Radbata, Were 4 serta Wogo. Semua desa itu terdapat di kecamatan Golewa, kabupaten Ngada.

Kesepuluh desa bambu di Ngada merupakan bagian dari program 1000 desa bambu yang telah dicanangkan secara nasional oleh pemerintah pusat melalui kementerian LHK.

"Program pemanfaatan bambu berbasis masyarakat ini dibangun dengan mekanisme "People Public Private Partnership" (4P) yang bergerak dari sektor hulu sampai hilir, mulai dari pengelolaan hutan bambu yang lestari dan pemanfaatan bambu sebagai bahan baku industri," kata Koordinator Proyek Program 1000 desa bambu Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK Desy Ekawati di Kupang, Senin (16/7).

Rumah minimalis dari bahan bambu di Ngada, NTT [ist]


Ia menjelaskan, 1000 desa bambu di Indonesia merupakan sebuah program jangka panjang yang sudah dimulai dari 2015 dan akan berakhir pada 2040. Sampai dengan lima tahun terakhir sejak adanya program tersebut sudah ada kurang lebih 40 desa bambu di Indonesia.

KOMENTAR