41 Wilayah di NTT Alami Kekeringan Ekstrem

Binsar

Friday, 02-08-2019 | 13:26 pm

MDN
Akibat kemarau panjang, warga NTT kesulitan mendapatkan air untuk minum [ist]

Kupang, Inako

Hasil monitoring yang dilakukan BMKG Kupang menyebutkan sebanyal 41 wilayah di Nusa Tenggara Timur mengalami kekeringan ekstrim yakni tidak turun hujan lebih dari 60 hari.

Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kupang, Apolinaris Geru, di Kupang, Jumat (2/8) mengatakan, berdasarkan hasil monitoring hari tanpa hujan (HTH)  berturut-turut dasarian III Juli 2019 Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diketahui bahwa beberapa wilayah tidak pernah mengalami turun hujan lebih dari 60 hari.

"Berdasarkan monitoring hari tanpa hujan berturut-turut (HTH) dasarian III Juli 2019, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada umumnya mengalami hari tanpa hujan dengan kategori sangat panjang (30-60 hari) hingga kategori kekeringan ekstrem (>60 hari)," katanya.

Beberapa wilayah yang sudah mengalami hari tanpa hujan dengan kategori kekeringan ekstrem (>60 hari) yaitu di Kabupaten Belu meliputi wilayah sekitar Umarese, Atambua, Fatubenao, Fatukmetan dan Fatulotu.

Kabupaten Negekeo, sekitar wilayah Danga dan Rendu, Kabupaten Ende sekitar wilayah Nanganio), Kabupaten Sikka sekitar wilayah Maumere dan Magepanda, Kabupaten Flores Timur sekitar Larantuka dan Konga.

Selain itu, Kabupaten Lembata di wilayah sekitar Lewoleba, Wairiang, Waipukang dan Wulandoni, Kabupaten Sumba Barat di wilayah sekitar Waikabubak dan Kabukarudi.

Kabupaten Sumba Timur di wilayah sekitar Waingapu, Ori Angu,Melolo, Wanga, Kanatang, Kawangu, Tawui, Rambangaru dan Kamanggih, Kabupaten Sabu Raijua di sekitar wilayah Tardamu dan Daieko.

Kabupaten Rote Ndao sekitar wilayah Stamet Leukunik, Pepela dan Busalangga, Kota Kupang sekitar wilayah Penfui, Oepoi, Mapoli dan Bakunase, serta Kabupaten Kupang sekitar wilayah Oelnasi, Lelogama, Oekabiti dan Sulamu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) sekitar wilayah Lurasik.

KOMENTAR