Adaptasi Dengan Kebutuhan Industri, Disdikbud Banten Lakukan Pemetaan Prodi SMK

Binsar

Saturday, 08-12-2018 | 12:25 pm

MDN
Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Khusus Disdikbud Banten, Arkani. [ist]

Serang, Inako –

Semua orang percaya, kemampuan sebuah lembaga pendidikan dalam melakukan adaptasi dengan kebutuhan perubahan, menjadi kunci dalam menjamin eksistensi dari lembaga itu.

Prinsip ini sepertinya sangat disadari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Banten terkait dengan keberlangsungan sejumlah lembaga pendidikan kejuruan yang tersebar di daerah itu.

Tidak dapat disangkal, banyak jurusan atau program pendidikan (Prodi) di SMK yang sudah tidak sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja, atau kebutuhan dunai industi sehingga selalu menciptakan kesulitan bagi para lulusan saat mereka mencari kerja.

Karena itu, Disdikbud Banteng, dalam waktu dekat akan melakukan pemetaan ulang terhadap jurusan atau program studi di sejumlah Sekolah Vokasi yang ada untuk disesuikan dengan kebutuhan lapangan kerja.

''Langkah pertama kita akan lakukan pemetaan prodi-prodi yang sudah jenuh yang hanya lahirkan pengangguran. Kemudian peningkatan sarana dan prasarana serta kompetensi guru," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banten Engkos Kosasih Samanhudi di Serang, Jumat (7/12).

Ia mengatakan, pemetaan program pendidikan atau jurusan di sekolah SMK penting dilakukan agar bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja atau ada keselarasan dengan kebutuhan dan peluang kerja setelah lulus sekolah.

''Kita lakukan pemetaan ulang, peningkatan sarana prasarana serta peningkatan kompetensi guru-gurunya," kata Engkos.

Menurut Engkos, dalam upaya meminimalisir jumlah siswa yang menganggur usai keluar sekolah, pihaknya juga sudah membangun kerja sama dengan sejumlah perusahaan di Banten dan juga melakukan MoU agar dunia industri juga jadi menjadi tempat siswa magang dan bagi para guru untuk meningkatkan keahliannya.

''Kami  juga meminta agar industri siap merekrut siswa untuk dipekerjakan di perusahaan tersebut," katanya.

Selain faktor eksternal tadi, kata dia, perlu juga dilakukan penguatan mental anak atau siswa agar bisa bekerja keras serta profesional. Bahkan lebih bagus, para siswa tersebut setelah keluar SMK atau lulus sekolah mampu  menciptakan lapangan pekerjaan.

''Penguatan mentalitas anak juga perlu diperhatikan. Jangan sampai ada istilah, makan gak makan yang penting ngumpul. Nah istilah seperti itu kurang baik bagi penguatan mental anak," kata Engkos.

Menurutnya, dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) membutuhkan kesabaran dan waktu yang panjang, karena dalam pembangunan SDM tidak mudah.

''Pembangunan SDM itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Jadi untuk SMK di Banten akan dilakukan pemetaan, prodi yang jenuh kita 'delete', kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan industri serta perlu penguatan para guru melalui pendidikan keahlian ganda," kata Engkis.

Engkos mengatakan, untuk jumlah unit sekolah SMK di Banten dari sisi kuantitas sudah memadai, karena di Banten sudah ada 75 unit sekolah SMK Negeri dan 639 sekolah SMK Swasta. ''Saya kira ada 714 sekolah SMK itu sudah memadai. Tinggal perlu pemetaan saja," katanya. 

 

 

      

 

 

 

 

KOMENTAR