Agar Bisa Ekspor, Rendang Harus Memiliki Standarisasi

Binsar

Tuesday, 10-07-2018 | 10:28 am

MDN
Rendang, Masakah Khas Padang, Sumbar [ist]

Padang, Inako –

Rendang telah lama dikenal masyarakat seluruh nusantara, khususnya masyarakat padang Sumatera Barat. Maklum, masakan khas itu memang selalu identik dengan orang Minang. Hampir semua warung Minang yang ada di sejumlah daerah pasti menghadirkan rending sebagai masakan khasnya.

Belakangan, rendang mulai mendunia. Seiring dengan itu, muncul keinginan sejumlah orang untuk menjual masakan itu ke luar negeri.

Namun, sebagaimana lazimnya sebuah produk ekspor, rending perlu memiliki standarisasi agar bisa diekspor ke manca negara.

“Kuliner khas Sumatera Barat, rendang harus memiliki standarisasi yang jelas agar bisa diekspor dalam jumlah besar ke berbagai negara,” kata Kepala Biro Perekonomian Heri Nofiardi, beberapa waktu lalu.

Standarisasi yang dimaksud Heri adalah soal rasa, jenis daging yang digunakan, hingga teknologi pengemasan, dengan tujuan agar produk itu bisa tahan lama.

Potensi pasar rendang, lanjut Heri, memang sangat besar, sebab menurutnya, masakan itu telah dikenal sebagai salah satu makanan terenak di dunia.

Heri mengatakan variasi rasa rendang daging di Sumbar sangat banyak. Hampir semua nagari (desa) memiliki rasa rendang yang khas, belum lagi dihitung rendang yang menggunakan resep keluarga secara turun temurun.

Pada satu sisi, varian yang banyak itu merupakan sebuah kekayaan budaya yang patut disyukuri dan banggakan.

Wisatawan yang datang bisa disuguhi beragam varian hingga tidak menjadi bosan. Namun pada sisi lain, terutama untuk bidang industri, hal itu bisa menjadi kendala karena tidak ada standar yang jelas untuk masing-masing varian rendang itu.

Padahal untuk skala industri, hal itu sangat penting. Rendang premium, medium dan biasa harus jelas standarnya hingga konsumen bisa memilih sesuai keinginan dan kebutuhan.

Selain itu usaha rendang masih dalam skala industri kecil (UMKM) atau rumahan sehingga sulit untuk melayani pesanan dan jumlah besar.

"Bayangkan jika nanti ada pesanan dalam jumlah besar. Pesanan terpaksa dipenuhi oleh beberapa UMKM berbeda. Bisa-bisa dalam satu pengiriman, rasanya berbeda-beda hingga mengundang komplain dari konsumen," kata dia. Heri mengatakan standarisasi itu akan menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi Pemprov Sumbar dalam upaya mendorong perekonomian daerah.

"Rendang adalah potensi besar kita untuk ekspor, tinggal menetapkan standarisasinya. Kita akan fasilitasi pihak terkait untuk membicarakan hal ini," kata dia.

Rendang di Sumbar tidak hanya menggunakan daging sebagai bahan utama. Mengikuti perkembangan kuliner, rendang juga berkembang menggunakan berbagai jenis bahan lain seperti lokan (kerang), telur hingga ayam.

Berbagai jenis rendang itu salah satunya bisa didapatkan di salah satu destinasi wisata budaya Kota Payakumbuh, sekitar 180 kilometer arah Utara Kota Padang. Di lokasi itu berdiri kampung rendang yang telah menjadi salah satu ikon wisata kota tersebut.

KOMENTAR