Ahli Psikologi UGM: Massa Bayaran 21-22 Mei 2019 Tidak Bekerja Sepenuh Hati

Hila Bame

Saturday, 25-05-2019 | 06:13 am

MDN
Amin Rais

 

Jakarta, Inako

Menurut Guru Besar Fakultas Psikologi Univeristas Gajah Mada Yogyakarta, Prof Koentjoro menyatakan;   masyarakat yang mengalami frustrasi akan bekerja sungguh-sungguh menggulingkan sebuah rezim yang mempraktekkan pemerintahannya secara tidak adil. 

Lebih lanjut Prof Kuntjoro  menyampaikan kondisi 1998 jauh berbeda dengan kondisi saat ini.

Karena itu  Prof Koentjoro, menilai sikap politisi Partai Amanat Nasional, Amien Rais, menyerukan people power karena terobsesi keberhasilannya saat ikut menggerakkan reformasi 1998.

"Menurut saya beliau terobsesi dengan usaha beliau yang berhasil pada 1998, ada satu gerakan transfer of learning dan berhasil," kata Koentjoro, di Balairung Gedung Pusat, UGM, Yogyakarta, Jumat (24/5/2019).

"Situasinya berbeda. Kalau dulu kan Pak Harto memang begitu. Masyarakat kemudian kompak karena seluruhnya mengalami (ketidakadilan), tetapi ini kan tidak," kata dia.

Menurut Koentjoro, dalam ilmu psikologi dikenal adanya teori frustasi agresi yakni semakin masyarakat merasa frustasi maka saat itu pula mereka semakin memiliki perilaku agresi.

Sayangnya, kata dia, agresivitas masyarakat dalam kerusuhan 22 Mei 2019 yang merupakan buah dari seruan Amien Rais tersebut bukan disebabkan masyarakat frustasi.

"Tapi karena masyarakat dibayar. Polisi telah menemukan bukti, perusuh dibayar. Sehingga mereka bekerja tidak sepenuh hati," kata dia. 

Tertangkaplah bersama saweran yang melambai-lambai pada awalnya meringkuk-ringkuk dibalik jeruji kemudian.  

 

TAG#Pilpres 2019

161714223

KOMENTAR