Akibat Gempa, Kunjungan Wisatawan Ke NTB Turun Selama 2018

Binsar

Saturday, 05-01-2019 | 11:09 am

MDN
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu. Mohammad Faozal. [ist]

Mataram, Inako –

Gempa yang menerjang wilayah Nusa Tenggara Barat tahun lalu diklaim menjadi penyebab utama turunnya kunjungan wsatawan ke daerah itu selama periode 2018.

Menurut keterangan Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat, Lalu Mohammad Faozal, jumlah kunjungan wisatawan ke daerah itu selama 2018 turun menjadi 2,8 juta orang dari target 3,5 juta orang.

"Jujur harus kami sampaikan angka kunjungan turun menjadi 2,8 juta wisatawan yang terdiri atas 1 juta wisatawan mancanegara dan 1,8 juta wisatawan nusantara," ujarnya di Mataram, Jumat.

Ia menjelaskan, penurunan angka kunjungan wisatawan paling dirasakan sejak NTB dilanda gempa pada akhir Juli hingga Agustus, sehingga dampaknya berimbas hingga akhir 2018.

"Praktis sejak gempa pertama kali terjadi pada Juli itu, pariwisata kita mengalami krisis. Karena banyak destinasi, hotel yang ikut terdampak. Bahkan, sampai hari ini beberapa destinasi seperti Gunung Rinjani belum normal untuk pendakian," ungkap Faozal.

Mantan Kepala Museum NTB ini mengakui, tidak hanya destinasi dan hotel yang ikut terdampak akibat gempa, aktivitas penerbangan juga ikut terganggu. Ini bisa dilihat banyaknya maskapai, seperti garuda Indonesia, Air Asia, Silk Air dan Lion Air yang mengurangi penerbangan ke Bandara Internasional Lombok (BIL), baik domestik maupun luar negeri.

"Contoh, penerbangan internasional AirAsia yang semula tiga kali sehari menjadi satu kali sehari pascabencana, begitu juga dengan Garuda dari empat jadi dua kali, Silk Air dan Lioan Air juga demikian," terangnya.

Menurut Faozal, saat ini pariwisata NTB sedang masuk dalam proses pemulihan (recovery) yang dimulai sejak September 2018. Dalam masa itu, NTB mendapat dukungan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui pembentukan tim Tourism Crisis Center (TCC) untuk melakukan promosi ke sejumlah pasar baik dalam negeri maupun luar negeri.

"Memang hasilnya belum bisa kita ukur sekarang. Tapi di beberapa destinasi kunjungan wisatawan sudah kembali normal, seperti di kawasan tiga Gili (Trawangan, Air dan Meno) dan kota Mataram," jelas Faozal.

Selain itu, pada 2019 ini pihaknya juga berusaha mengembalikan penerbangan langsung luar negeri, khususnya Malaysia dan Singapura yang selama ini dilayani AirAsia dan Silk Air.

"Kenapa Malaysia dan Singapura, karena memang dua negara ini menjadi hub kita untuk wisatawan macanegara. Mudah-mudahan Februari semua bisa kembali normal untuk AirAsia," ucapnya.

Faozal optimis, angka kunjungan wisatawan ke NTB di tahun 2019 akan kembali normal. Terlebih lagi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB mematok target tinggi, untuk tahun 2019 angka kunjungan wisatawan mencapai 4 juta orang.
 

KOMENTAR