Amat Disayangkan, Sekitar 7.000 Hektare Lahan Pertanian di Sigi Terlantar

Binsar

Thursday, 17-10-2019 | 14:32 pm

MDN
Sekitar 7.000 hektare areal pertanian di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, terlantar karena dampak gempa bumi 7,4 SR pada 28 September 2018 silam. [ist]

Palu, Inako

Amat disayangkan, sekitar 7.000 hektare areal pertanian di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, terlantar karena dampak gempa bumi 7,4 SR pada 28 September 2018 silam.

Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah, Trie Iriyani Lamakampali, lahan pertanian seluas itu tidak bisa dimanfaatkan untuk areal tanama pangan dan hortikultura.

 

"Bayangkan saja berapa kerugian petani dari potensi lahan pertanian seluas itu yang tidak bisa dimanfaatkan untuk areal tanaman pangan dan hortikultura," katanya di Palu, Kamis.

Trie menambahkan, untuk beberapa musim tanam (MT) 2019 hingga MT 2020, lahan pertanian di Sigi tersebut belum bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Penyebab utamanya, lanjut Trie karena irigasi di lokasi ayng terdampak gempa itu rusak total dan saat ini sedang dalam perbaikan.

Menurut dia, petani tidak mungkin mengolah lahan, jika tidak didukung ketersediaan air irigasi.

Sementara beberapa kecamatan di Kabupaten Sigi selama ini bergantung pada irigasi Gumbasa. Sedangkan saat gempa menerjang sejumlah wilayah di Provinsi Sulteng, irigasi Gumbasa rusak total.

Akibatnya, dapat dipastikan bahwa produksi tanaman pangan dan hortikultura 2019 ini menurun dibandingkan sebelumnya.

Apalagi, kata dia, selain irigasi rusak karena gempa, juga ditambah dengan kemarau panjang melanda semua daerah di Sulteng kurun beberapa bulan terakhir menyebabkan banyak petani mengalami gagal panen.

Terutama di Kabupaten Sigi dan Donggala yang selama ini merupakan kantong-kantong produksi padi, jagung dan kedelai.

Pada panen 2019, Sulteng berharap bisa memperoleh hasil produksi gabah kering giling (gkg) sekitar 1,03 juta ton.

 

TAG#lahan pertania, #sigi palu

198735575

KOMENTAR