Ancaman Perang Dagang Membuat Rupiah Makin Tertekan

Sifi Masdi

Saturday, 07-07-2018 | 17:06 pm

MDN
Mata uang rupiah dan dollar AS [ist]

Jakarta, Inako

Acaman perang dagang yang dilancarkan oleh Amerika Serikat selama satu pekan terakhir ini berimbas ada pelemahan rupiah. Pada penutupan perdagangan Jumat (6/7), kurs rupiah  di pasar spot memang  menguat 0,13% ke Rp 14.375 per dollar AS. Namun, bila dihitung dalam sepekan terakhir, mata uang rupiah masih melemah 0,31%.

Sedangkan, kurs tengah rupiah Bank Indonesia masih melemah 0,15% menjadi Rp 14.409 per dollar AS, kemarin. Kurs JISDOR ini cuma turun 0,03% dalam sepekan.

Analis Global Kapital Investama Nizar Hilmi mengatakan, penguatan rupiah kemarin lebih bersifat teknikal. Sebab, dollar AS terkoreksi setelah menguat signifikan. Secara umum, rupiah masih dalam tren bearish.

Sentimen perang dagang antara AS dan China menyeret rupiah. Seperti diketahui, AS resmi menabuh perang dagang dengan mengutip bea impor atas 818 produk China.Selain itu, ekspektasi kenaikan suku bunga AS sebanyak dua kali lagi di tahun ini berdampak negatif bagi rupiah.

"Kondisi semakin pelik lantaran Indonesia masih mengalami defisit transaksi berjalan, sehingga pelemahan rupiah sulit dibendung," kata Nizar, kemarin.

Head of Economic & Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja mengatakan, pelemahan rupiah juga imbas kebijakan China yang sengaja melemahkan yuan sebagai konsekuensi perang dagang.

 

 

KOMENTAR