Angka Perceraian di Barito Kuala Capai 58 Kasus Perbulan

Marabahan, Inako –
Angka perceraian pasangan suami istri (pasutri) di Kabupaten Barito Kuala, Kalimanatan Selatan tergolong tinggi.
Data tahun 2017 lalu memperlihatkan jumlah kasus perceraian mencapai 700 kasus, itu artinya tiap bulan terjadi kasus perceraian sebanyak 58 kasus.
Angka itu membuat Bupati Barito Kuala Hj. Noormiliyani AS, merasa prihatin dengan kondisi pasangan suami istri yang ada di wilayahnya.
"Kita semua patut prihatin dengan keadaan ini,"ujar Bupati Batola Hj Noormiliyani AS, di sela memimpin Upacara Bendera, Senin (5/3/2018).
Bupati perempuan pertama di Kalsel ini menganalisa, jika selama 2017 terdapat 700 angka perceraian berarti sebulan terdapat 58 kasus atau dirata-rata sehari terjadi dua kasus.
Noormiliyani berharap angka itu tidak akan naik di tahun 2018 ini. Untuk itu, pihaknya tengah berupaya mencari cara untuk mencegah terjadinya kasus perceraian itu.
"Kita semua tentu berharap angka ini tidak akan bertambah di tahun 2018 ini. Sebaliknya jika mungkin bisa ditekan secara efektif," katanya.
Mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel itu menguraikan, penyebab terjadinya perceraian kebanyakan dipicu adanya perselingkuhan, kawin siri (kawin diam-diam), dan KDRT dengan kategori beragam.
Sedangkan korbannya, jelas dia, kebanyakan menimpa pasangan perkawinan dini dan pasangan berusia di bawah 25 tahun.
Untuk itu, kepada para ASN, Noormiliyani mengingatkan, agar mewaspadai kejadian semacam ini supaya fenomena keprihatinan ini tidak terus berkesinambungan.
Dia mengimbau seluruh warga termasuk ASN untuk menjaga keutuhan keluarga dengan tidak mudah terpengaruh oleh angan-angan sehingga dengan mudah mengambil keputusan yang bisa merugikan rumah tangga sendiri.
TAG#Kalsel, #Perceraian, #Barito Kuala
190215905

KOMENTAR