Angka Perceraian Tinggi, Ini Kata PP Muhammadiyah

Inakoran

Sunday, 21-01-2018 | 01:20 am

MDN

ong>Jakarta, Inako –

Angka perceraian di Indonesia saat ini tergolong sangat tinggi. Fenomena itu, mengundang tanggapan dan pernyataan dari banyak pihak, baik secara pribadi maupun secara kelembagaan.

PP Muhammadiyah misalnya. Melalui Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Amin Abdullah, menyatakan, tingginya angka perceraian di Indonesia menjadi satu tantangan masa kini dalam upaya membangun peradaban bangsa.

"Padahal peradaban bangsa diawali dari keluarga masing-masing, karena itu menjaga keluarga, melindungi dan mengembangkan keluarga adalah pokok dalam Islam," kata Amin dalam Seminar Nasional: "Keluarga Berkemajuan Pijakan Bangsa Berkeadaban" di Universitas Muhammadiyah Surabaya, yang diterima media melalui siaran persnya di Jakarta, Jumat (19/1/2018).

Menurut data yang dimiliki PP Muhammadiyah, dari dua juta pernikahan ada sekira 300-340 ribu yang gagal di tengah jalan.

Amin menilai, perceraian itu umumnya disebabkan oleh perubahan sosial yang berdampak pada perubahan perilaku dan relasi antara laki-laki dan perempuan di dalam keluarga.

PP Muhammadiyah, kata Amin, saat ini tengah menggalakkan usaha mencegah semakin tingginya angka perceraian itu. Salah satu upaya yang dijalankan adalah lewat gerakan Aisyiyah.

Aisyiyah adalah organisasi otonom Muhammadiyah, yang mempunyai komitmen memberikan pendidikan kepada calon pengantin dalam pandangan keagamaan yang sejalan dengan perubahan yang terjadi.

"Karena itu perlu ditekankan gerakan seperti lewat `Aisyiyah, sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, harus ikut tampil ke depan dan menunjukan bahwa perbedaan-perbedaan tersebut jangan sampai menghancurkan keluarga," kata dia.

`Aisyiyah berfungsi memberikan pendidikan kepada calon pengantin dalam pandangan keagamaan yang sejalan dengan perubahan yang terjadi.

Dia mengatakan tantangan berkeluarga harus dibekali agar menjadi keluarga harmonis seperti dengan dorongan pelibatan suami dalam tugas domestik, pemeliharaan kesehatan reproduksi serta perlunya pendidikan calon pengantin.

KOMENTAR