Ansy Lema, Panggilan Hati dan Harapan yang Ia Nyalakan dari Excavator untuk bumi Sumba Timur

Hila Bame

Friday, 06-11-2020 | 21:08 pm

MDN
Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Yohanis Fransiskus Lema

 

Jakarta, Inako

 

Esensi dari sebuah Market-ing (dibaca marketing, pemisahan kata lebih pada volatile dari ekosistem pasar) adalah mutu atau kwalitas produk itu sendiri. Aksi Penetrasi pasar dari sebuah produk adalah penting namun pada akhirnya kwalitas produk memberi Value yang mencakup.

 

Apakah Ansy Lema layaknya sebuah  produk berkwalitas? Kinerja dan hati yang terpanggil menjawab tantangan warga NTT, khususnya konstituen nya menyentuh level value meski bukan produk dagangan pemenuhan kebutuhan manusia di muka bumi.

 

Ansy Lema menjadi  produk langka bisa dimaknai eksklusif( lain dari yang lain)  dan kelangkaan itu terjadi hingga kini.


BACA JUGA: 

Lagi, DPR RI Ansy Lema Kirim Excavator untuk Pertanian Lahan Kering di Sumba Timur 


 

Seandainya,  sekali lagi seandainya ada belasan orang Anggota DPR RI "berlaku" Ansy lema (meminjam istilah  Jajang C. Nur; berlaku Indonesia) gunung batu seluas ngarai demikian barisan gunung gemunung berbatuan di NTT barangkali telah menjadi layak ditanami tanaman pangan untuk melawan rasa lapar yang kerap meneror. 

 

Sayangnya NTT mengalami kelangkaan (scarcity) sumberdaya manusia yang berlaku Ansy Lema, meski ada harapan muncul pada waktu yang belum terlewati namun tetap pesimis, sekiranya optimispun apa dasar?

Monumen Ahok dan Recognition untuk Ansy Lema

Ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta, kebijakan Ahok yang tak  terlupakan adalah penghapusan uang pangkal Rp 30 juta bagi siswa baru yang lolos tes masuk SMA Negeri Muhamad Thamrin atau disingkat SMANU MH THAMRIN.

 

SMANU MH THAMRIN adalah Sekolah Menengah Atas milik Pemerintah DKI dan seluruh biaya ditanggung pemda DKI berlokasi di Cipayung Jakarta Timur.

 

Pada Era 2017, biaya yang dikeluarkan oleh pemda DKI sebesar Rp 5 juta/siswa/bulan dengan kapasitas daya tampung siswa kurang lebih 80 orang.

Sekolah menerapkan sistem asrama dan boleh pulang dua kali sebulan dan jam belajar 12 jam/hari dimulai sejak pukul 6.30 WIB hingga jam jam 16.00 WIB ditambah pengulangan jam pelajaran jam 10 hingga jam 12. 00 WIB.

Adakah perbedaan Ahok dan Ansy Lema?

Silakan Pembaca menceritakan perbedaannya ....

Tetapi muncul  apresiasi maupun pengakuan (Recognition)  terhadap kedua tokoh bagaimana menyalakan harapan untuk orang lain atau oleh Ansy, begitu politisi muda itu biasa disapa;   

"Saat itu saya menyampaikan bahwa dengan karakteristik lahan kering di NTT yang keras dan berbatu, maka untuk membuka lahan pertanian baru, tidak bisa hanya dengan peralatan sederhana seperti pacul, tofa, linggis, sekop, hand tractor bahkan traktor besar sekalipun. Pembongkaran lahan untuk menjadi gembur dan mudah diolah paling tepat menggunakan alat berat excavator,” papar Ansy Lema. 

Kedua tokoh masing-masing menyalakan harapan di lokasi berbeda, masyarakat tidak sama kecuali,  monumen yang dilegacikan. Hidup akhirnya bukan berapa banyak yang kau miliki, tetapi berapa banyak orang menikmati keharumanmu.

 

TAG#ANSY LEMA, #NTT, #PDIP

198731815

KOMENTAR