AS Bersama Koalisi Siap Berperang Melawan Rusia

Moskow, Inako
Presiden Rusia Vladimir Putin mulai menabuh genderang perang soal klaim atas tiga negara yang pernah bergabung dengan Uni Soviet di masa lalu. Putin mengatakan Lithuania, Latvia dan Estonia telah mengakui penggabungannya dengan Uni Soviet pada tahun 1940 lalu. Ia mengatakan ada kontrak dengan persetujuan otoritas terpilih.
"Ini sejalan dengan hukum internasional dan negara pada saat itu," ujarnya dalam sebuah artikel di majalah AS, National Interest.
Klaim Putin ini dilansung di respon Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) AS Mike Pompeo. Dalam suratnya, seperti yang dikutip Reuters, Jumat (24/7/2020), Menlu AS itu mengatakan bahwa AS bergabung dengan Lithuania, Latvia dan Estonia untuk menentang pengakuan aneksasi Uni Soviet di Kawasan Baltik tahun 1940.
Surat itu adalah pernyataan bersama yang dibuat dengan para menteri luar negeri dari Lithuania, Latvia, dan Estonia .
"Kami menentang keras segala upaya Rusia untuk 'menulis ulang sejarah', membenarkan pendudukan dan pencaplokan negara-negara Baltik," tulisnya.
Respon senada juga dilakukan oleh Estonia. Negara yang terletak di kawasan Baltik itu langsung memanggil Duta Besar Rusia untuk melayangkan protes. Rusia dianggap melegitimasi penindasan, yang ia gambarkan dengan kesepakatan bersama dengan ancaman senjata.
"Ini sangat sinis," kata Menteri Luar Negeri Urmas Reinsalu.
Sebelumnya, Uni Eropa (UE) dan NATO menuduh Rusia melakukan kampanye disinformasi untuk menggoyangkan Barat dengan eksploitasi perpecahan di masyarakat. Ini terkait pernyataan Putin yang menyarankan Polandia agar berbagi tanggung jawab pada Perang Dunia II.
TAG#Rusia, #Uni Soviet, #Amerika Serikat, #NATO, #Aneksasi, #Estonia, #Lithunia, #Polandia, #Uni Eropa, #Vladimir Putin
198737392

KOMENTAR