AS dan Inggris siap menghukum rekan Putin jika Rusia menginvasi Ukraina

Hila Bame

Tuesday, 01-02-2022 | 21:53 pm

MDN
Angkatan Bersenjara Ukraina

 

 

WASHINGTON, INAKORAN

Amerika Serikat dan Inggris siap untuk menghukum elit Rusia yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin dengan pembekuan aset dan larangan perjalanan jika Rusia memasuki Ukraina, Washington dan London mengatakan pada Senin (31 Januari) ketika ketegangan juga meluas di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Inggris mendesak Putin untuk "mundur dari jurang" setelah penumpukan pasukan Rusia di dekat Ukraina memicu kekhawatiran perang, dan memperingatkan setiap serangan akan memicu sanksi terhadap perusahaan dan orang-orang yang dekat dengan Kremlin.

"Orang-orang yang telah kami identifikasi berada di atau dekat lingkaran dalam Kremlin dan memainkan peran dalam pengambilan keputusan pemerintah atau setidaknya terlibat dalam perilaku destabilisasi Kremlin," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan.

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan undang-undang yang direncanakan akan memberi London kekuatan baru untuk menargetkan perusahaan yang terkait dengan negara Rusia.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut peringatan Inggris itu "sangat mengganggu", dengan mengatakan itu membuat Inggris kurang menarik bagi investor dan akan merugikan perusahaan-perusahaan Inggris.

"Sebuah serangan oleh negara tertentu terhadap bisnis Rusia menyiratkan tindakan pembalasan, dan tindakan ini akan dirumuskan berdasarkan kepentingan kami jika perlu," kata Peskov.

Sejak jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, London telah menjadi surga pilihan bagi aliran uang dari Rusia dan bekas republik Soviet lainnya. Pendukung transparansi telah lama meminta Inggris untuk lebih tegas tentang aliran keuangan ilegal.

TERHADAP PUBLIK

Ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat diperlihatkan di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Senin di mana pertemuan yang diminta AS tentang penambahan pasukan Moskow memungkinkan untuk tatap muka publik atas krisis tersebut.

Duta Besar Rusia untuk PBB mengatakan "tidak ada bukti" Moskow merencanakan aksi militer, bahwa Rusia secara konsisten menolak tuduhan semacam itu dan tidak pernah mengkonfirmasi pernyataan Barat bahwa mereka telah mengumpulkan 100.000 tentara di dekat tetangganya.

Vassily Nebenzia mengatakan pembicaraan perang AS adalah "provokatif", bahwa Rusia sering mengerahkan pasukan di wilayahnya sendiri, dan bahwa krisis Ukraina adalah masalah domestik.

"Provokasi itu dari Rusia, bukan dari kami atau anggota dewan lainnya," kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield.

China mendesak semua pihak untuk tidak memperburuk situasi dan mengatakan tidak memandang pasukan Rusia di dekat perbatasan sebagai ancaman.

Sumber: Reuters

KOMENTAR