Asal Muasal Istilah Teh

Binsar

Tuesday, 27-11-2018 | 10:04 am

MDN
Popularitas teh sebagai salah satu minuman yang sudah mendunia, tentu tidak dapat dibantah oleh siapapun. [ist]

Jakarta, Inako –

Popularitas teh sebagai salah satu minuman yang sudah mendunia, tentu tidak dapat dibantah oleh siapapun. Semua orang mengenal dan menyukai minuman ini. Dapar ditemukan dengan mudah, mulai dari warung pinggir jalan hingga resto kelas wahid, minuman ini begitu gampang didapat.

Namun, di balik popularitasnya yang sudah mendunia, kata “teh” ternyata memiliki sejarah yang panjang. Sejarah panjang kata teh dijelaskan Praktisi teh Prawoto Indarto, dalam diskusi "Cerita Teh Nusantara, Dulu dan Sekarang" di Museum Kebangkitan Nasional Jakarta, Minggu (25/11/2018).

Prawoto menjelaskan, pada masa dinasti Zhou (1115 Sebelum Masehi), teh sudah dikenal sebagai ramuan obat. Namun ketika itu minuman tersebut belum memiliki nama resmi.

Menurutnya, teh yang pada masa itu menjadi minuman nasional di China, baru dieja secara lisan sebagai "jia" pada Dinasti Han (206 SM - 220 SM). "Jia" memiliki arti "minuman dengan rasa pahit".

Ketika tiba masa Dinasti Tang, teh disebut sebagai "cha". Saat itu, teh berkembang di biara Zen Budha, tempat pendeta Jepang belajar seputar teh. Mereka kemudian membawa tradisi teh ke Jepang.

Itulah mengapa sebutan "cha" untuk teh masih terus digunakan di Negeri Sakura. Contohnya, tradisi minum teh bangsa Jepang dikenal sebagai "Cha No Yu".

Bangsa Eropa memiliki peran mempopulerkan istilah "teh" yang kini dikenal di Indonesia. Prawoto mengemukakan, "cha" dalam dialek Fujian dilafalkan sebagai Tey. 

Istilah ini berubah menjadi "Tee" ketika bangsa Portugis datang ke sana, kemudian bangsa Inggris menyebutnya sebagai "tea", bangsa Belanda melafalkannya menjadi "Thee" dan akhirnya disebut di Indonesia sebagai "Teh".

Menurut Prawoto, dari China, teh menyebar ke banyak tempat termasuk ke Indonesia sehingga kini sudah memiliki sekitar 50 ragam jenisnya.

KOMENTAR