Bangka Selatan Kembangkan Wisata Mangrove

Inakoran

Wednesday, 06-06-2018 | 05:20 am

MDN
ILustrasi [ist]

Toboali, Inako – 

Umumnya, hutan mangrove berfungsi menahan gelombang air laut sehingga bisa melindungi pantai dari bahaya abrasi gelombang laut.

Akan tetapi, belakangan, hutan mangrove tidak saja berfungsi sebagai pencegah abrasi, tetapi juga sebagai obiek wisata alam yang bisa mendatangkan devisa bagi daerah di mana hutan itu berada.

Kabupaten Bangk Selatan, Provinsi Bangka Belitung, adalah salah satu contoh daerah yang saat ini gencar mengembangkan hutan mangrove sebagai obiek wisata baru.

Desa Tukak, Bangka Selatan (ist)


"Saya mengajak masyarakat untuk menjaga dan melestarikan hutan mangrove karena memiliki keistimewaan serta banyak manfaat," kata Bupati Bangka Selatan Justiar Noer di Toboali, Minggu (3/6/2018).

Ia menambahkan hutan mangrove mempunyai keistimewaan dalam berbagai aspek, baik fisik, ekologi maupun sisi ekonomi, sehingga akan mempercepat pengembangan wisata manggrove ini.

Aspek fisik mangrove di antaranya memiliki akar banyak dan batang kokoh, sehingga mampu mencegah bahaya ombak dan abrasi air laut. Sedangkan dari sisi ekologi manggrove mampu berfungsi sebagai filter polusi air dan udara karena dapat tumbuh pada kondisi tanah berlumpur serta menjadi tempat habitat biota laut berkembang biak.

Wisata Mangrove Bangka (ist)


Selain itu, dilihat dari sisi ekonomi mangrove menghasilkan kayu untuk bahan bangunan dan arang serta menghasilkan biji untuk dibuat berbagai pangan atau minuman serta berbagai macam manfaat lainnya.

"Hutan ini sangat penting bagi kita semua untuk dapat benar merawat alam sehingga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia," ujarnya.

Justiar mengatakan hutan mangrove yang dikelola dengan baik bisa menjadi potensi menambah destinasi wisata alam di daerah ini. Salah satunya hutan mangrove di Tukak Sadai yang masih alami.

KOMENTAR