Banjir Dua Pekan, 12 Kelurahan di Samarinda Terendam Banjir

Binsar

Friday, 17-01-2020 | 20:35 pm

MDN
Ilustrasi [ist]

Samarinda, Inako

Hujan lebat yang mengguyur Kota Samaridna Kalimantan Timur, selama dua pekan mengakibatkan 12 kelurahan di wilayah itu terendam banjir.

Dua belas kelurahan yang terendam banjir tersebar di empat kecamatan. Hingga Jumat ini, sebagian kawasan memang sudah surut, namun di bagian lain amsih tergenang.

"Total warga yang terdampak banjir Samarinda dari 12 kelurahan saat ini berjumlah 17.162 jiwa dari 6.109 kepala keluarga (KK)," ujar Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda Hendra AH di Samarinda, Jumat.

Ia juga mengatakan bahwa Pemkot Samarinda telah menetapkan Siaga Darurat Banjir sehingga bisa lebih mudah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak dalam penanggulangan banjir Samarinda, baik koordinasi dengan sesama instansi pemerintah maupun dengan lembaga lain yang terkait.

Sejumlah hal yang dilakukan pihaknya dalam penanganan banjir selama ini, antara lain memberikan bantuan bagi korban, baik berupa perlengkapan sandang, suplemen, makanan siap saji, dan sejumlah kebutuhan pokok bagi warga, termasuk Jumat ini pihaknya mengantar sembako ke beberapa posko untuk didistrubusikan kepada korban banjir.

Ia melanjutkan, empat kecamatan yang terdampak banjir hingga Jumat ini adalah Samarinda Utara, Sungai Pinang, Sambutan, dan Kecamatan Samarinda Ulu.

Warga korban banjir yang paling banyak berada di Kecamatan Samarinda Utara yang mencapai 7.137 jiwa dari 2.457 KK dengan sebaran di 36 RT, kemudian di Kecamatan Sungai Pinang terdapat 5.599 jiwa dari 2.040 KK pada 41 RT.

"Di Kecamatan Samarinda Ulu ada 4.277 jiwa dari 1.538 KK yang tersebar pada 16 RT, sedangkan yang paling sedikit ada di Kecamatan Sambutan yang terdapat 149 jiwa warga terdampak banjir dari 34 KK pada 2 RT," kata Hendra.

Ia juga mengatakan sebaran titik banjir ada di kawasan Bengkuring Raya, Griya Mukti, Jl Gatot Subroto, Jl S Parman, Simpang Lembusuwana, Jl A Yani, Jl Dr Soetomo, Jl Belatuk, Jl Gelatik, dan Jl Padat Karya.

KOMENTAR