Bank Besar Masih Optimis Pertahankan Pertumbuhan Kinerja yang Positif

Sifi Masdi

Sunday, 30-08-2020 | 12:28 pm

MDN
Ilustrasi Bank BNI [inakoran.com]
Caption

Jakarta, Inako

Sejumlah bank besar di Tanah Air, seperti BCA, BNI, dan BRI mengakui bahwa pandemi Covid-19 menghambat kinerja perbankan. Bahkan sepanjang semester I-2020, seluruh bank umum tidak mencatat pertumbuhan laba yang positif.

Namun bank-bank tersebut masih optimistis akan mencatat pertumbuhan positif hingga akhir tahun setelah pemerintah mengucurkan dana untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Stimulus yang dilakukan kepada sejumlah lembaga dan UMKM diharapkan dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi, sehingga pada akhirnya bisa berdampak pada kenaikan pertumbuhan kredit. Stimulus  tersebut diyakini akan segera memicu pemulihan ekonomi.

 

 “Di semester kedua mulai terlihat dampak pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB), dan ekonomi juga kembali pulih meskipun masih jauh dibandingkan kondisi normal. Namun ini sinyal yang baik. Kami pun masih optimistis bisa mencatat pertumbuhan 1%-2% hingga akhir tahun,” kata Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk Vera Eve Liem dalam paparan virtual, Jumat (28/8).

Laba bank BCA sepanjang semester I-2020 lalu tercatat merosot 4,8% (yoy) menjadi Rp 12,24 triliun. Penurunan laba terutama disebabkan pencadangan ekstra yang dilakukan perseroan hingga Rp 6,54 triliun, meningkat 167,3% (yoy) dibandingkan tahun lalu Rp 2,44 triliun.

 

Laba sebelum provisi yang dicatat BCA sejatinya masih tumbuh baik sebesar 15,8% (yoy) senilai Rp 21,53 triliun. Peningkatan pencadangan, kata Vera, dilakukan guna mengendalikan risiko kredit.

Sementara kredit BCA sepanjang semester I-2020 tercatat Rp 595,13 triliun dengan pertumbuhan 5,3% (yoy). Segmen korporasi, dan pembiayaan syariah via PT Bank BCA syariah jadi penopang pertumbuhan masing-masing 17,7% (yoy), dan 16,2% (yoy). Sementara segmen kredit lainnya tercatat mengalami pertumbuhan yang negatif.

Selanjutnya PT Bank Negara Indonesia Tbk juga masih optimis dengan pertumbuhan kinerja. Meskipun sepanjang semester I-2020 laba BNI merosot tajam hingga 41,6% (yoy) menjadi Rp 4,45 triliun.

Direktur Manajemen Risiko BNI Osbal Saragi masih optimistis BNI mencatat pertumbuhan laba positif hingga akhir tahun lantaran BNI terhitung aktif memanfaatkan stimulus yang diberikan pemerintah.

Misalnya dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang bisa jadi bekal untuk ekspansi BNI hingga akhir tahun sehingga dapat mempertahankan pertumbuhan laba yang positif di kisaran 2%-3%.

 

Hal yang serupa juga diakui oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.  Direktur Keuangan BRI Haru Koemahargyo agak pesimistis bisa mencatat pertumbuhan positif. Haru bilang, laba BRI di semester II-2020 ditaksir tak akan melebihi yang diperoleh pada paruh pertama 2020. Pun guna memitigasi risiko akibat pandemi, BRI juga masih akan menambah pencadangan

“Kami akan mengalokasikan sebagian pendapatan untuk jadi pencadangan sebagai bantalan risiko di tengah ketidakpastian yang masih ada," katanya dalam paparan publik pekan lalu.

Sepanjang semester I-2020, laba BRI tercatat merosot 36,9% (yoy) menjadi Rp 10,20 triliun. Sementara pencadangan yang dibentuk meningkat 35,24% (yoy) menjadi Rp 51,8 triliun atau setara 200,3% dari nilai kredit macet Rp 25,9 triliun.

 

 

KOMENTAR