Bappenas Yakin Predikat Unicorn akan Undang Investasi Masuk Indonesia

Sifi Masdi

Thursday, 21-02-2019 | 21:05 pm

MDN
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro [ist]

Jakarta, Inako

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan predikat unicorn menunjukkan bahwa sudah ada pelaku bisnis rintisan nasional yang menginjak level internasional dengan nilai pasar yang tinggi. Unicorn adalah bisnis rintisan yang memiliki valuasi nilai US$ 1 miliar.

"Market value yang besar pasti akan mengundang modal masuk," kata Bambang di Ayana Mid Plaza, Jakarta, Selasa (19/2/2019).

Selain itu, dengan terus bertumbuhnya bisnis tersebut, ia berharap para pelaku startup itu bisa menjadi pemain besar di kancah global dan bisa mengangkat produk dalam negeri menembus pasar internasional.

Istilah unicorn menghangat setelah dibahas dalam debat capres Minggu, 17 Februari 2019. Saat itu, calon presiden Joko Widodo (Jokowi) melontarkan pertanyaan kepada Calon presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto soal strategi yang akan dilakukan untuk mengembangkan unicorn dari Indonesia.

Jokowi bertanya kepada Prabowo soal infrastruktur apa yang dibapak bangun untuk mendukung pengembangan perusahaan-perusahaan tersebut di Indonesia.

Prabowo sempat terlihat bingung dalam menjawab pertanyaan Jokowi itu. Kebingungan itu terlihat dari jawaban Prabowo berikutnya. "Yang Bapak maksud Unicorn maksudnya yang apa? Yang online-online itu?" kata Prabowo, dalam debat itu. Mendengar jawaban itu, Jokowi hanya mengangguk-angguk.

Empat dari tujuh unicorn berada di Indonesia. Keempatnya adalah Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak. "Oleh sebab itu kita ingin agar tidaknya empat tetapi ada tambahan-tambah unicorn baru di Indonesia," tutur Jokowi saat debat capres.

Prabowo juga menyebutkan bahwa adanya unicorn menimbulkan kekhawatiran akan adanya aliran dana yang keluar. Sebabnya dari keempat unicorn, semuanya menerima suntikan modal asing.

Namun menurut Bambang Brodjonegoro, aliran duit yang keluar jauh lebih kecil ketimbang dana yang masuk ke dalam negeri. "Jauh lebih besar inflow-nya daripada outflow-nya," ujar dia.

Meski demikian, tak Bambang mengakui akan ada dividen yang mengalir keluar. "Bahkan kita juga melihat, kalau unicorn berkembang, maka sebagian deviden akan digunakan untuk investasi lagi."

Guna menciptakan unicorn baru dan mendukung perusahaan rintisan, pemerintah sedang menyusun kebijakan yang diperlukan.

"Jadi melihat apa kebutuhan mereka, apa dari sisi fasilitas, dan bentuk support yang dibutuhkan," ujar dia di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (18/2/2019).

 

 

KOMENTAR