Batik Indonesia Memikat Hati Warga Cape Town Afrika Selatan

Binsar

Thursday, 20-06-2019 | 11:33 am

MDN
Kain batik Indonesia pikat warga Afrika Selatan [ist]

Jakarta, Inako –

Batik, ternyata tidak saja digandrungi masyarakat dalam negeri, tetapi juga masyarakat negara lain. Salah satunya adalah masyarakat Afrika yang datang ke Pameran Apparel, Textile and Footwear (ATF) Trade Exhibition 2019, yang berlangsung di Cape Town International Convention Centre, Afrika Selatan, pada 12-14 Juni 2019 lalu. Kehadiran aneka tenunan batik di Paviliun Indonesia banyak menyedot perhatian warga Afrika Selatan yang datang ke pameran itu.

Konsul Jenderal RI di Cape Town Krishna Adi Poetranto dalam siaran pers KBRI Pretoria yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengaku kalau batik memang telah lama disenangi warga Cape Town, Afrika Selatan.

"Batik telah lama disenangi masyarakat Afrika Selatan. Kehadiran kita di sini memang masih terbatas, tapi produk-produk kain dan batik kita yang berkualitas tinggi mempunyai potensi besar untuk dipasarkan," katanya.

Sequence Wastra Nusantara pada sesi fashion show di hari kedua pameran itu dimeriahkan oleh koleksi teranyar dari para perancang dan pengusaha batik yang datang dari Lampung, Pekalongan, Bandung.

Showcase Indonesia yang penuh warna kontras tetap terlihat selaras, terharmonikan oleh kekayaan pola dan tekstur khas nusantara. Detail busana dan perhiasan terlihat menarik saat dikenakan oleh para model setempat yang melenggang di runway panjang di tengah hall pameran.

Batik Siger yang telah berpengalaman menampilkan koleksinya di berbagai negara, pada pameran kali ini menghadirkan koleksi busana pria dan wanita dengan corak siger khas Lampung.

Sebelumnya, Pemerintah RI menganugerakan penghargaan Upakarti kepada Batik Siger pada 2014 karena keunikan model usahanya, terutama dalam hal pemberdayaan ibu rumah tangga dan penyandang disabilitas dalam proses bisnisnya.

Perusahaan dari Bandung, Lovely Zia, menampilkan busana batik kontemporer untuk wanita dan pria seperti rok untuk kerja, kemeja, gaun, dan outer. Aruni Batik Pekalongan menampilkan busana batik untuk pria dan kain batik tulis, sedangkan Annie. B Cape Town menampilkan kain-kain khas Bali, perhiasan perak, aksesoris dan tas rotan.

ATF merupakan pameran tahunan tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki terbesar di Afrika yang setiap tahunnya berhasil mendatangkan pengunjung sekitar 2.000 orang, dan menarik setidaknya 500 pelaku pameran dari berbagai negara.

Melalui pameran ATF, KBRI Pretoria, KJRI Cape Town dan Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) di Johannesburg berkolaborasi untuk terus mempopulerkan dan memasarkan batik di Afrika Selatan.

Batik yang resmi menjadi warisan dunia versi UNESCO sejak 2009 diharapkan semakin mendunia dan menjadi penggerak ekspor industri kecil dan menengah. Melalui kegiatan pameran tersebut, Pemerintah RI memperkenalkan pengusaha garmen Indonesia kepada kelompok usaha Afrika Selatan untuk dapat saling membuka peluang bisnis.

KOMENTAR