Bencana Alam Bisa Memicu Turunnya Kunjungan Wisatawan Ke Sumbar Tahun 2019

Binsar

Thursday, 27-12-2018 | 06:43 am

MDN
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumbar Ian Hanafiah [ist]

Padang, Inako –

Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) mengatakan, bencana alam yang sering melanda wilayah Sumatera Barat diprediksi akan berdampak pada turunnya kunjungan wisatawan ke sejumlah objek wisata di Sumatera Barat tahun depan. ASITA bahkan memprediksi jumlah kunjungan wisatawan ke provinsi itu pada libur tahun baru 2019 menurun tajam dibanding tahun ini.

"Pantuan sementara dari sejumlah agen tour and travel yang tergabung dengan ASITA, tidak begitu banyak orang yang mengonfirmasi datang ke Sumbar akhir tahun ini," kata Ketua ASITA Sumbar Ian Hanafiah di Padang, Rabu.

Menurut Ian, potensi pariwisata daerah itu memang sangat bagus dan promosikan yang dilakukan juga sudah cukup baik. Namun, faktor alam seperti bencana membuat para wisatawan berpikir panjang untuk datangke Sumbar.

Selama ini, lanjut Ian, sejumlah daerah di Sumbar sering terkena bencana misalnya jembatan putus di Kayu Tanam yang memutus akses utama Padang-Bukittinggi, longsor yang beberapa kali terjadi di jalur alternatif Padang-Bukittinggi melalui Sitinjau Laut, Solok dan kondisi jalan alternatif Padang-Bukittinggi melalui Malalak yang juga diragukan.

Tsunami yang melanda Banten dan Lampung juga berpengaruh terhadap psikologi wisatawan yang lebih memilih untuk menjauhi wisata pantai atau pulau.

"Kita juga memperhatikan imbauan dari BMKG terkait gelombang laut tinggi yang berpotensi terjadi hingga penghujung tahun sehingga tidak merekomendasikan wisata pantai, menimbang faktor keselamatan wisatawan," katanya.

Akibatnya wisatawan seolah tidak memiliki pilihan tempat wisata sehingga mengurungkan niatnya untuk datang.

Harga tiket pesawat dan hotel yang naik gila-gilaan pada akhir tahun ikut menjadi penyebab lesunya pariwisata Sumbar pada akhir tahun. Hal itu ditambah lagi dengan imbauan dari beberapa kepala daerah di Sumbar agar tidak menyambut pergantian tahun dengan cara hura-hura sehingga banyak even yang batal digelar.

"Kalau semuanya serba mahal tentu wisatawan memilih ke daerah lain atau negara lain. Sebenarnya soal ini bukanlah salah dari Pemprov Sumbar, tetapi tergantung selera dari wisatawannya," kata dia.

KOMENTAR