BI Mencatat Pendapatan Per Kapita Sulteng Jauh Di Bawah Nasional

Binsar

Thursday, 20-12-2018 | 11:53 am

MDN
Gubernur Sulteng Longki Djanggola [ist]

Palu, Inako –

Menurut catatan Bank Indonesia (BI), pendapatan per kapita Sulawesi Tengah hingga 2018 jauh di bawah nasional. BI mencatat, perndapatan per kapita daerah itu hanya sebesar Rp45,25 juta per tahun. 

Meski pertumbuhan ekonomi di Sulteng sempat tinggi di beberapa tahun terakhir, namun angka sebesar itu masih masuk kategori tingkat pendapatan menengah ke bawah (lower middle income)

"Jauh di bawah nasional yakni Rp51,88 juta per tahun. Untuk itu, guna mengejar ketertinggalan maka perekonomian Sulteng harus tumbuh secara sustainable," kata Kepala Perwakilan BI Sulteng Miyono saat memaparkan tantangan ekonomi Sulteng dalam pertemuan tahunan BI dengan seluruh kepala daerah di Sulteng, di Palu Rabu.

Pertemuan di salah satu hotel di Palu, Rabu pagi itu dihadiri juga pimpinan perbankan dan pengusaha. Untuk itu kata Miyono, guna mengejar ketertinggalan tersebut maka perekonomian di Sulteng harus tumbuh secara berkelanjutan.

Upaya penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi baru dirasa perlu terus digalakkan agar perekonomian di Sulteng tidak terus menerus bergantung pada sektor tertentu saja seperti pertambangan, pertanian dan perkebunan.

Sektor tersebut sejak beberapa tahun terakhir sangat berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian daerah.

"Dan tidak menghasilkan produktifitas yang tinggi. Dalam konteks ini pengembangan sektor industri pengolahan melalui hilirisasi menjadi salah satu kunci," katanya.

Miyono di depan Gubernur Sulteng Longki Djanggola menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak bisa hanya berharap dari manufaktur berbasis tambang, tetapi juga pertanian dan perikanan.

Selain itu lanjut Miyono, sumber pertumbuhan ekonomi baru di Sulteng dapat diperoleh dari sektor pariwisata dan industri kreatif.  

"Untuk memperolehnya, maka pemerintah perlu mempercepat perbaikan infrastruktur," katanya.

Selain itu, pemerintah juga akan terus meningkatkan kapasitas sumber daya manusia serta menggandeng investor atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) untuk menanamkan modalnya di Sulteng.

Sementara itu Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengatakan saat ini pihaknya fokus memulihkan perekonomian di tiga daerah terdampak gempa, tsunami dan likuifaksi yakni Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala.

"Percepatan pemulihan perekonomian di tiga daerah itu penting dilakukan agar aktivitas perekonomian warga di daerah-daerah tersebut dapat berjalan normal seperti sediakala," katanya.

Longki mengatakan percepatan pemulihan dilakukan pada dua sektor, yakni sektor pertanian dan sektor perdagangan. 

Dua sektor itu menjadi prioritas Pemprov Sulteng saat ini, sebab 58 persen warga di Sulteng tidak terkecuali di tiga daerah terdampak bencana bekerja pada sektor pertanian dan perdagangan.

"Perbaikan berbagai infrastruktur penunjang kegiatan ekonomi tentunya juga menjadi prioritas pemerintah," kata Longki.

KOMENTAR