Bisnis Kopi Tidak Perlu Modal Besar

Sifi Masdi

Monday, 29-10-2018 | 12:37 pm

MDN
Ilustrasi binis kopi [ist]

Jakarta, Inako

Perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia dan pertumbuhan kelas menengah mendorong industri berbahan dasar kopi di dalam negeri terus mengalami peningkatan yang signifikan. 

Kementerian Perindustrian mencatat, hingga tahun 2016, pertumbuhan konsumsi produk kopi olahan di dalam negeri meningkat rata-rata lebih dari 7% per tahun.

Meskipun kopi bisa menjadi pasar baru dalam memulai bisnis, tak serta merta pasar yang luas dengan permintaan yang tinggi bisa menguntungkan. Sebelum mulai berbisnis kopi, baiknya banyak aspek yang perlu diperhatikan, penasaran? 

Menjamurnya kedai atau kafe kopi di Indonesia bukan hanya marak di kota-kota besar, namun kedai kopi juga mulai marak di kawasan-kawasan yang tengah berkembang.

Jangan bayangkan, warung kopi pinggir jalan yang hanya menyajikan kopi sachet cepat saji. Tapi kedai kopi yang menyajikan kopi dari biji-biji kopi istimewa Indonesia yang dulu tak banyak ditemui dengan mudah.

Kementerian Perindustrian mencatat, hingga tahun 2016, pertumbuhan konsumsi produk kopi olahan di dalam negeri meningkat rata-rata lebih dari 7% per tahun.

Manisnya bisnis kopi tanah air juga berhasil merambah pasar ekspor. Pada 2015, ekspor kopi olahan tercatat US$ 356,79 juta alias meningkat 8% dibanding tahun sebelumnya. 

Ekspor produk kopi olahan didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke negara tujuan ekspor seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, RRC, dan Uni Emirat Arab.

Melihat data tersebut, wajar saja bila saat ini makin mudah menemukan kedai kopi di Indonesia. Berikut ini akan disajikan pengalaman Owner Kiwari Coffee Bandung, Irfan Rahadian Sudiyana dalam mengelola bisnis kopi.

"Harga biji kopi Arabica kalau beli langsung petani di Jawa Barat saja saat ini pasarannya Rp 80.000/kg. Itu harga untuk green bean (biji masih hijau), kamudian kalau sudah di-roasted (panggang) harga biji kopi untuk jadi bubuk kopi bisa Rp 250.000-300.000/kg," tutur Irfan saat itu.

Owner Kiwari Coffee Bandung, Irfan Rahadian Sudiyana menjelaskan,untuk memulai bisnis kopi tidak melulu soal berapa banyak modal usaha.

"Modal itu kan tergantung. Kalau bisnis kopi itu sebenarnya modalnya cuma 2, kopi dan air (panas) saja. Kalau mau pakai alat racik manual yang sederhana, asal sudah ada tempatnya modal Rp 1 juta pun cukup untuk beli alatnya dan bahan baku," kata Irfan.

Menurutnya, pengalaman banyak pemula yang membuka bisnis warung kopi dengan modal cekak pun bisa sukses.

Namun demikian, jika ingin merintis bisnis kopi dengan sarana peralatan yang lebih lengkap, setidaknya dibutuhkan modal Rp 5- 10 juta, sudah termasuk sewa tempat. Alat-alat tersebut seperti grinder, mesin penyeduh kopi otomatis, saringan, dan sebagainya.

Secara terpisah, pemilik Gratify Cafe, Fira mengatakan, sama dengan halnya bisnis kuliner lainnya, modal bukan segalanya.

"Kalau cuma sekadar punya uang dan modal lantas dipastikan sukses, orang bisa sukses dengan gampang dong," tutur Fira di kedainya beberapa waktu lalu.

Wanita ini juga berpengalaman di bidang pastry alias panganan kue ini. Menurut Fira, konsep memegang peranan penting dalam bisnis di sektor kuliner seperti kopi.

"Pertama kita harus memikirkan konsepnya. Apa yang membedakan kita dengan yang lain. Karena cafe banyak, lalu apa yang membedakan kita? Konsepnya," jelas dia. 

 

 

 


 

TAG#Kopi, #Bisnis, #Cafe

190215361

KOMENTAR