BNPT: Teroris Lakukan Pencucian Otak Lewat Medsos

Binsar

Friday, 02-11-2018 | 07:23 am

MDN
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius [ist]
"Sekarang ini dengan kemajuan teknologi informasi digital bisa dilakukan dengan online. Selama di dalam ruangan ada sinyal, dia bisa mainkan (pencucian otak),"

 

Semarang, Inako –

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius, mengatakan dewasa ini jaringan teroris global melakukan pencucian otak melalui media sosial (medsos). Terkait hal itu, ia mengimbau masyarakat agar segera melapor jika menemui konten terkait terorisme di medsos.

Menurutnya, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi digital saat ini, kelompok terorisme bisa melakukan pencucian otak seseorang hanya dengan bermodal sinyal.

"Sekarang ini dengan kemajuan teknologi informasi digital bisa dilakukan dengan online. Selama di dalam ruangan ada sinyal, dia bisa mainkan (pencucian otak)," ungkap Suhardi seusai memimpin upacara penutupan latihan mitigasi aksi terorisme integratif di Lanumad Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (31/10/2018).

Dia mengungkapkan, konten yang mengajak ikut bergabung dalam ideologi teroris dengan memanfaatkan media sosial. Hal itulah yang juga menjadi faktor timbulnya lone wolf, seperti peristiwa serangan bom di Surabaya.

"Pencucian otak ini menimbulkan lone wolf, dia berinteraksi, dicuci ideologinya. Kemudian berkumpul seperti di Surabaya, bisa bahaya. Jadi dengan media sosial dan online bisa pengaruhi pemikiran orang," tukas mantan Kabareskrim Polri ini.

 

Karena itulah, BNPT dan instansi terkait sering turun ke masyarakat untuk memberikan sosialsisasi bahaya penyebaran ideologi teroris lewat media sosial.

"Kalau ada yang menemukan konten itu, ya harus segera lapor ke pihak berwajib," tegasnya.

 

Baca juga :

 

KOMENTAR