Bocah 8 Tahun Ini Raup Rp 310 Miliar Setahun dari YouTube

Sifi Masdi

Tuesday, 19-02-2019 | 17:15 pm

MDN
Bocah Ryan sebagai YouTuber [ist]

Washington, Inako

Seperti anak berusia delapan tahun lainnya di seluruh dunia, Ryan amat suka menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-temannya. Namun, yang membuat Ryan berbeda adalah dia kini termasuk salah satu anak terkaya di dunia dengan pendapatan tahun lalu mencapai 22 juta dollar AS atau sekitar Rp 310 miliar.

Dari mana Ryan mendapatkan uang sebanyak itu? Ternyata pendapatan bocah asal Amerika Serikat itu diperoleh dari aksinya mengevaluasi mainan.

Hasil evaluasinya itu kemudian diunggah ke channel YouTube miliknya Ryan ToysReview. Channel ini sudah memiliki 18.274.000 subscriber dan menghasilkan uang setidaknya 2.500 dollar AS atau sekitar Rp 36 juta per jam.

Dengan penghasilannya ini, majalah ekonomi Forbes menempatkan Ryan menjadi Youtuber dengan pendapatan tertinggi di dunia pada tahun lalu.

Channel milik Ryan ini dibuat pada 2015 dan langsung populer. Begitu populernya Ryan membuat ibu kandungnya berhenti dari pekerjaannya sebagai guru kimia untuk membantu putranya. Sejak saat itu, Ryan semakin populer dan bahkan kini dia memiliki merek mainan sendiri yang dijual di Walmart dan secara online.

Mainan favorit Ryan adalah mobil-mobilan, kereta api, Thomas si kereta api, Lego, Play Doh, dan truk monster.

"Evaluasi mainan dari anak untuk anak! Bergabunglah dengan Ryan untuk melihatnya bermain dan menilai mainan anak-anak," demikian keterangan yang ada di channel milik Ryan.

Ryan, yang nama belakangnya terus dirahasiakan, kini sudah ditawari untuk memiliki acara sendiri di stasiun televisi anak-anak Nickelodeon.

Acara berjudul Ryan's Mystery Playdate itu mengikuti petualangan Ryan dan teman-temannya untuk memecahkan misteri dan melakukan banyak hal menarik.

"Ryan adalah anak-anak yang ditakdirkan menjadi raksasa YouTube dengan jutaan followers yang akan suka menyaksikan dia dan keluarganya dalam cara yang baru dan menyenangkan," kata presiden Nickelodeon, Brian Robbins. 


 


 

 

KOMENTAR