BPBD Jatim: Banjir dan Longsor Ancam Jatim Selama Musim Hujan

Surabaya, Inako
Sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Timur masuk kategoti rawan banjir dan tanah longsor selama musin hujan berlangsung seperti saat ini. Hal itu terjadi karena di daerah ini terdapat sekitar tiga sungai besar dan panjang yang biasa meluap saat musim hujan sehingga berpotensi menggenangi daerah yang berada di sekitar daerah aliran sungai tersebut.
Ketiga sungai dimaksud Sungai Bengawan Solo, Berantas dan Sungai Welang. Sejumlah kabupaten yang berpotensi banjir akibat luapan Bengawan Solo antara lain Bojonegoro, Magetan, Ngawi, Madiun, Tuban, Lamongan, Gresik, dan Surabaya.
Sementara daerah yang berpotensi banjir luapan Sungai Brantas antara lain Malang Raya, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, dan Surabaya.
Selain itu, daerah seperti Probolinggo, Bondowoso, Lumajang, Situbondo, Banyuwangi, dan Jember, adalah daerah yang rawan banjir bandang dan bahkan tanah longsor. Banjir juga kerap terjadi di Kabupaten Pasuruan pada musim penghujan. Banjir itu terjadi akibat luapan Sungai Welang.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan, pihaknya sudah melakukan antisipasi di sejumlah ruas tanggul Bengawan Solo. Beberapa tanggul sudah ditangani dengan kantung pasir (sand bag). Tinggal dia berharap ada kanalisasi di titik-titik Bengawan Solo saat intensitas hujannya tinggi.
"Salah satu daerah yang paling rawan terdampak banjir luapan Bengawan Solo adalah Kabupaten Bojonegoro bagian Selatan," katanya, Selasa (24/12/2019).
Masalah banjir luapan Bengawan Solo ini, kata Khofifah, sudah menjadi perhatian Pemprov Jatim di era kepemimpinan Soekarwo sebagai Gubernur Jatim.
Salah satu solusinya adalah pembuatan sejumlah sudetan. Sayangnya hingga sekarang anggaran untuk pembuatan sudetan Bengawan Solo dari APBN tidak segera turun.
"Saya memahami bagaimana proses pendistribusian anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)," terangnya.
Anggaran pembuatan sudetan Sungai Bengawan Solo sebagai solusi luapan yang mengakibatkan banjir cukup tinggi. Bahkan bisa triliunan rupiah. Di Bojonegoro biayanya sekitar Rp2,5 triliun. Di Sedayu Lawas Lamongan juga lebih dari Rp1 triliun. Sementara itu, sebagai upaya antisipasi banjir akibat luapan Bengawan Solo, Khofifah punya rencana lain yang dalam waktu dekat akan dia lakukan.
Sebelumnya, Data Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Jatim menunjukkan, selama telah terjadi 437 kejadian bencana kategori tinggi dan sedang di Jatim.
Dari total bencana yang terjadi, angin kencang mendominasi sebanyak 36 persen, banjir 25 persen, angin puting beliung 8 persen, tanah longsor 7,5 persen, lalu karhutla, gempa bumi, dan sejumlah bencana lainnya sebesar 23,5 persen.
TAG#jatim, #banjir, #longsor, #musim hujan
198734134
KOMENTAR