BPIP Sosialisasikan Nilai-nilai Pancasila dan Upaya Mencegah Hoax di IPDN

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
Republik Indonesia
Jakarta, Inako
Jatinangor- Jawa Barat, Inako
Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Antonius Benny Susetyo meminta para mahasiswa Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) untuk senantiasa menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sejak pendidikan hingga nanti bertugas sebagai Pamong Praja, demikian pres rilis yang diterima redaksi inakoran.com/inakoTV, Kamis (28/3/2019).
Harapan tersebut disampaikan Romo Benny saat menyampaikan ceramah umum di hadapan sekitar 3.700 mahasiswa atau yang biasa disebut sebagai Praja IPDN di Kampus IPDN Jatinangor, Jawa Barat, 26 Maret 2019.
Ceramah umum yang diselenggarakan oleh Kedeputian Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP diawali dengan sambutan tari kecak yang dibawakan oleh perwakilan Praja IPDN tingkat pertama dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan mars Revolusi Pancasila.
Selain dihadiri oleh Praja IPDN, kegiatan juga dihadiri Wakil Rektor Kemahasiswaan IPDN, Direktur Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP, Direktur Pembudayaan BPIP, para penggerak komunitas dan pegiat media sosial. Beberapa di antaranya juga bertindak sebagai nara sumber untuk berbagi pengalaman mengenai kegiatan berkomunitas di masyarakat.
Diharapkan melalui kegiatan para Praja dapat meningkatkan pemahamannya mengenai nilai-nilai Pancasila dan mendapatkan pencerahan mengenai kegiatan kemasyarakatan yang akan sangat bermanfaat dalam pelaksanaan tugasnya kelak di masyarakat.
“Kita patut bersyukur karena memiliki Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara yang mampu mempersatukan Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas hingga Pula Rote. Pancasila adalah rumah kita, rumah untuk kita semua selamanya dan nilai dasar Indonesia,” demikian ditekankan Romo Benny.
“Bukan hanya bersyukur, kita juga patut berbangga bahwa keberadaan dan pentingnya Pancasila dalam mempersatukan NKRI ternyata diakui oleh dunia internasional. Banyak negara yang mengakui dan mengagumi keberhasilan Pancasila setelah melihat terjadinya disintegrasi di berbagai negara seperti di Yugoslavia, Uni Soviet ataupun India,” demikian ditambahkan oleh Romo Benny.
“Sebagai calon-calon Pamong Praja dan pimpinan di pemerintahan, para Praja IPDN hendaknya mulai dapat mempelajari dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dan kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari sehingga saat mendapat kepercayaan sebagai seorang abdi negara dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan sepenuh hati serta berpihak kepada kepentingan bangsa dan negara serta masyarakat.
Dalam melayani kepentingan masyarakat dan memajukan kesejahteraannya, para Praja IPDN hendaknya mulai belajar untuk bersikap melayani, bukan sebaliknya minta dilayani.
Contohlah para lulusan IPDN yang hadir disini dan telah menceritakan pengalamannya bertugas dan bermasyarakat setelah lulus dari IPDN,” ujar Romo Benny lebih lanjut sambil menunjuk tiga orang lulusan IPDN yang telah berkarir di Pemerintahan dengan baik yaitu Direktur Pembudayaan di BPIP Irene Camelyn Sinaga, Kepala Seksi Promosi Pariwisata Pemerintah Daerah Sumatera Selatan Paramiswari, dan Sekretaris Kecamatan di Provinsi Kalimantan Timur Ipta Septianti.
Sementara dalam paparannya mengenai kegiatan komunitas dan peran media sosial dalam pergerakan, para pegiat komunitas yang diwakili Grace Tobing (CEO Digital Agency) dan Mark Ufie Paprisa dari “Ambon Bergerak” memyampaikan bahwa di era digital dewasa ini, peran media sosial sangat penting dalam mendorong perubahan sikap di birokrasi pemerintahan sehingga lebih pedulu pada kepentingan masyarakat.
Beberapa kisah sukses dikemukakan antara lain mengenai keberhasilan meningkatkan pariwisata di Sumatera Selatan melalui promosi bersama di internet berkat adanya sinergi pejabat birokrasi Pemerintahan Daerah dan pegiat media sosial, upaya membenahi kebersihan lingkungan di Kalimantan Timur dengan melibatkan partisipasi masyarakat dan upaya menghilangkan stigma buruk mengenai Ambon antara lain melalui kampanye di internet dengan tagar #Ambonbergerak dan #SaveAru.
Mengakhiri kegiatan ceramah umum di IPDN, Direktur Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP Aris Heru Utomo dalam sambutannya mengingatkan mengenai dampak buruk dari berita bohong (hoax) yang tersebar di media sosial. Jika penyebaran hoax tidak segera dicegah dan dihentikan, maka akan dapat memunculkan konflik di masyarakat dan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
“Kegelapan tidak dapat dihapuskan dengan kegelapan. Kegelapan hanya dapat digantikan oleh cahaya. Untuk itu, untuk menghapuskan hoax tidak dapat dilawan dengan hoax baru ataupun memutuskan hubungan pertemanan di media sosial (memblock). Hoax hanya dapat dihapuskan dengan membanjiri media sosial dengan konten-konten positif sebanyak mungkin,” demikian disampaikan oleh Aris Heru Utomo.
Ditambahkan oleh Aris bahwa untuk membanjiri media sosial dengan konten-konten positif, hal yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan rajin membuat konten inspiratif, edukatif, informatif dan menghibur. Meski para Praja IPDN saat ini disibukkan dengan berbagai kegiatan belajar, diharapkan sejak saat ini sudah mulai belajar mengembangkan diri untuk membuat konten-konten positif. Sejalan dengan kemajuan dunia digital, saat ini sangat mudah untuk mengunduh berbagai perangkat lunak yang dapat membantu membuat berbagai konten positif.
Berlangsung selama sekitar empat jam, kegiatan diakhiri dengan menyanyikan secara bersama-sama hymne IPDN “Abdi Praja Dharma Satya Negara Bhakti.”
simak juga video berikut terkait merawat NKRI dari ancaman global jangan lupa "klik Subscribe" agar selalu terhubung dengan info menarik lainnya.
TAG#Badan Pembina Ideologi Pancasila, #BPIP, #Republik Indonesia
190215827
KOMENTAR