Buah Dari Liberalisasi, Perempuan Arab Saudi Mulai Dapat SIM

Inakoran

Wednesday, 06-06-2018 | 01:51 am

MDN
Satu dari empat Perempuan Arab Saudi yang boleh me

Riyadh, Inako – 

Perjuangan panjang para pejuang kebebasan perempuan di Arab Saudi akhirnya mulai
menampakan hasil. Salah satunya terkait dikelurkannya izin yang membolehkan perempuan di negara itu mengemudikan mobil sendirian.

Diberitakan, Senin (4/6/2018), Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mulai mengeluarkan lisensi mengemudi pertama untuk para perempuan dalam beberapa dekade.

"Kelompok perempuan pertama hari ini menerima lisensi mengemudi Arab Saudi mereka," kata kantor berita Arab Saudi.

"Direktorat umum lalu lintas mulai menggantikan lisensi mengemudi internasional yang diakui di kerajaan dengan lisensi Arab Saudi," tambahnya.

Sebelum ini, Arab Saudi adalah satu-satunya negara dengan aturan konservatif yang melarang perempuan mengemudi. Sejak tahun 1990-an, sejumlah aktivis perempuan terus mendesak pihak kerajaan memberi mereka hak untuk mengemudi.

Mengingat Saudi memberlakukan hukum syariat Islam dengan ketat, belum sepenuhnya jelas bagaimana peraturan baru akan berjalan. Bukan mustahil izin mengemudi bagi perempuan dibatasi undang-undang yang mengharuskan wanita ditemani wali laki-laki saat meninggalkan rumah.

[caption id="attachment_30932" align="alignright" width="500"] Ilustrasi [ist][/caption]Bagaimanapun praktiknya nanti, banyak pihak menyambut perubahan tersebut sebagai langkah penting. Manal al-Sharif, aktivis perempuan dan penyelenggara kampanye Women2Drive yang pernah dipenjara karena ngotot mengemudi, mengatakan di Twitter bahwa Arab Saudi "tidak akan pernah sama lagi".

Saudi Press Agency (SPA) mengatakan bahwa pihak berwenang mulai menukar lisensi internasional menjadi lisensi Arab Saudi di beberapa lokasi di seluruh kerajaan, dengan pelamar perempuan dibuat untuk menjalani "tes praktis." Tidak disebutkan berapa jumlah lisensi yang dikeluarkan.

Langkah ini adalah bagian dari upaya liberalisasi luas dari Putra Mahkota Mohammed bin Salman ketika dia berusaha untuk memodernisasi negara konservatid tersebut.

 

KOMENTAR