Bupati Malang Minta Dinas Dikbud Tutup Akses Benih Radikalisme Masuk Sekolah

Inakoran

Friday, 18-05-2018 | 04:24 am

MDN
Bupati Malang, Jawa Timur, Rendra Kresna [ist]

Malang, Inako –



Bupati Malang, Jawa Timur, Rendra Kresna menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat untuk menutup semua akses yang memungkinkan masuknya pengaruh radikal ke dalam lingkungan sekolah yang ada di Kabupaten Malang.

Permintaan itu disampaikan Rendra terkait banyaknya benih-benih radikalisme yang disebarkan melalui media sosial dan dapat diakses dengan mudah oleh anak-anak usia sekolah.

Kasus bom bunuh diri di Surabaya Minggu lalu menjadi bukti, bahwa anak-anak usia sekolah sangat rentan dimanfaatkan kelompok teroris untuk menanamkan ajaran radikal.

"Banyak jalan untuk menyebar paham radikal, yang saat ini mulai menyasar anak-anak usia sekolah, banyak informasi yang mereka dapatkan dari media sosial (medsos) maupun pendidikan yang diterima di sekolah serta lingkungannya," kata Rendra Kresna di Malang, Jawa Timur, Kamis.

Oleh karena itu, katanya, dirinya menginstruksikan semua pihak yang peduli dengan pendidikan dan anak-anak yang bakal menjadi generasi penerus bangsa, untuk melakukan pembinaan dengan harapan bisa menjadi tameng bagi pelajar dalam menangkal paham radikal.

Ia mencontohkan, kasus teror di Surabaya dan Sidoarjo, pelaku bom bunuh diri bukan hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak, bahkan yang membuat kaget, anak yang selamat dalam bom bunuh diri itu ketika ditanya Wali Kota Surabaya, cita-citanya ingin mati syahid.

Kondisi ini, kata Rendra, memperlihatkan anak usia sekolah sangat rentan menjadi korban bujuk rayu teroris, apalagi ditambah dengan informasi menyesatkan yang berseliweran di medsos yang bisa diakses dari telepon seluler mereka.

KOMENTAR