Carlo Ancelotti Pecahkan Rekor 58 Tahun Saat Real Madrid Kalahkan Klub Meksiko Pachuca

Binsar

Thursday, 19-12-2024 | 10:27 am

MDN

 

Jakarta, Inakoran

Carlo Ancelotti kini telah mencapai tonggak sejarah yang mengagumkan, gemilang dan penuh rekor dalam kariernya. Pelatih asal Italia itu melonjak ke puncak peringkat ikonik dengan membawa Real Madrid meraih kemenangan 3-0 di final Piala Interkontinental FIFA atas klub Meksiko Pachuca.

Melansir talkSPORT, pada malam itu, dalam kompetisi yang sebelumnya dikenal sebagai Piala Dunia Antarklub, Kylian Mbappe, Rodrygo dan Vinicius Jr mencetak gol.

Kememangan itu membuat Ancelotti mengklaim trofinya yang ke-15 sebagai manajer Real Madrid, sebuah rekor baru untuk tim olahraga paling terkenal di dunia. Ia mengungguli Miguel Munoz yang berada di posisi 14 dari periode penuh kejayaan tahun 1960 hingga 1974.

Ancelotti telah bekerja untuk Los Blancos selama dua periode terpisah, pertama dari tahun 2013 hingga 2016, dan kemudian dari tahun 2021 hingga saat ini.

Selama tugas pertamanya, ia melakukan apa yang telah dicoba dan gagal dilakukan banyak orang sebelumnya dan memenangkan gelar Liga Champions kesepuluh bagi Real pada tahun 2014, yang pertama sejak tahun 2002.

Ia juga mengangkat Copa del Rey, Piala Super UEFA, dan Piala Dunia Antarklub sebelum hengkang.

Sekembalinya ia menambahkan dua gelar Liga Champions, dua gelar LaLiga, satu gelar Copa del Rey, dua Piala Super Spanyol, sepasang Piala Super UEFA, dan sekarang sepasang Piala Dunia Antarklub/Piala Interkontinental.

Selain tiga Piala Eropa bersama Madrid, ia juga memenangkan dua Piala Eropa sebelumnya di AC Milan. Total lima trofi yang diraihnya membuatnya unggul di posisi teratas sebagai pelatih tersukses dalam sejarah kompetisi tersebut. Bob Paisley, Zinedine Zidanedan Pep Guardiola berada di posisi kedua dengan tiga trofi.

 

Carlo Ancelotti kini telah mencapai tonggak sejarah yang mengagumkan, gemilang dan penuh rekor dalam kariernya  [ist]

 

Mahkota LaLiga 2022 Ancelotti juga memberinya status unik sebagai satu-satunya pelatih yang memenangkan gelar liga di Spanyol, Prancis (Paris Saint-Germain), Italia (Milan), Jerman (Bayern Munich), dan Inggris (Chelsea).

Kemenangan ganda musim lalu membuat Ancelotti membawa pulang dua trofi individu utatma, Piala Johan Cruyff Pria, dan pada Selasa malam Penghargaan Pelatih Pria Terbaik FIFA.

Pemain asal Italia itu hadir saat penghargaan FIFA, tetapi tidak muncul untuk menerima Piala Johan Cruyff pada tanggal 28 Oktober karena klubnya memboikot upacara Ballon d'Or setelah mengetahui bahwa penyerang Vinicius Jr. akan kehilangan hadiah utama untuk pemain Manchester City Rodri.

Kali ini Vinicius mengalahkan Rodri dalam penghargaan FIFA yang kurang glamor, tetapi Ancelotti setidaknya dapat mengucapkan terima kasih kepada mereka yang menjadikannya pelatih terbaik dalam permainan pada tahun 2024.

"Menerima penghargaan ini merupakan kehormatan bagi saya," katanya. "Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada presiden FIFA dan FIFA, serta berbagi penghargaan ini dengan klub saya. Bersama Florentino Perez , yang memberi saya kesempatan untuk menjadi pelatih klub terbaik di dunia. Bersama para pemain yang tidak selalu mendengarkan saya, tetapi hampir selalu mendengarkan saya. Bersama keluarga saya, yang selalu mendukung saya.

"Kami punya pekerjaan berat. Sepakbola telah memberi saya banyak emosi positif, tetapi ada juga beberapa emosi negatif. Namun, saya masih hidup berkat olahraga, dan masih ada kehidupan panjang di depan.”

Terlepas dari semua keberhasilan Ancelotti, rumor yang beredar kuat menunjukkan bahwa ia akan digantikan di Bernabeu oleh Xabi Alonso musim depan.

Mantan gelandang itu menjadi otak di balik musim domestik tak terkalahkan Bayer Leverkusen pada 2023/24, yang menghasilkan gelar Bundesliga pertama mereka.

KOMENTAR