China Menantang Provokasi AS di Kepulauan Spratly

Inakoran

Friday, 08-06-2018 | 02:23 am

MDN
Pulau Pag-asa di Kepulauan Spratly di Laut Cina Se

Jakarta, Inako –  

Provokasi Amerika Serikat dalam bentuk pengerahkan dua pesawat pengebom B-52 ke sekitar Kepulauan Spratly, pulau yang dibangun Beijing di perairan sengketa Laut China Selatan, direspon China dengan pernyataan bahwa Beijing tidak akan takut dengan gertakan itu.

"China tidak akan takut dengan kapal atau pesawat militer," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, Rabu (6/6).

Menurut Hua, Beijing akan mengambil tertentui yang dibutuhkan untuk melindungi kedaulatan dan keamanan negara, demi perdamaian dan stabilitas di kawasan Laut China Selatan.

Akan tetapi, Hua meminta AS untuk segera menghentikan provokasinya karena sangat berisiko menimbulkan masalah lanjutan.

Pernyataan ini dilontarkan sehari setelah seorang pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa dua pesawat pengebom negaranya terbang di sekitar Spratly.

Letnan Kolonel Chris Logan mengatakan operasi itu merupakan bagian dari misi "Kehadiran Pengebom Berkesinambungan" yang dilakukan Komando Pasifik Amerika Serikat.

Dia mengatakan aktivitas itu rutin digelar sejak Maret 2004 dan dijalankan sesuai hukum internasional serta "bertujuan untuk mempertahankan kesiapan pasukan AS."

Pelintasan itu dilakukan sehari setelah Menteri Pertahanan James Mattis menyebut China melakukan "intimidasi dan pemaksaan" di Indo-Pasifik dengan militerisasi di kepulauan.

Dia menegaskan AS tak berniat meninggalkan kawasan. Pernyataan itu pun membuat marah pihak China.

Beijing mengklaim Kepulauan Spratly, tapi klaim itu tak diakui oleh Amerika maupun negara-negara tetangga China. Malaysia, Vietnam, Filipina dan Taiwan sama-sama menganggap wilayah itu adalah bagian dari kedaulatannya.

China membangun pulau buatan di Spratly dan beberapa di antaranya ditanamkan fasilitas militer, termasuk peluru kendali anti-kapal maupun anti-pesawat.

KOMENTAR