Cukup Beralasan, PDIP Melirik Tokoh Muhammadiyah

Timoteus Duang

Thursday, 15-06-2023 | 11:07 am

MDN
Bakal Calon Presiden PDI Perjuangan Ganjar Pranowo dan Menko PMK Muhadjir Effendy

 

MALANG, INAKORAN.COM

Sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mempertimbangkan tokoh Muhammadiyah menjadi bakal calon wakil presiden untuk dipasangkan dengan Calon Presiden Ganjar Pranowo pada Pemilu 2024 cukup beralasan.

 

Salah satunya adalah jejak hubungan historis antara Muhammadiyah dengan PDIP yang cukup kuat.

“Bukankah ada jejak Buya Syafi'i Ma'arif yang membekas di PDIP? Sementara Megawati sendiri adalah juga warga Muhammadiyah,” ungkap Dr. Abdul Aziz SR, pakar politik dari Universitas Brawijaya (UB) Malang.

“Puan Maharani di berbagai kesempatan menegaskan bahwa dirinya dan keluarga besar Bung Karno adalah kader dan warga Muhammadiyah.”

Baca juga: Pakar Politik: Kemunculan Muhadjir Bisa Mengulang Sejarah Wapres Boediono

Sementara itu, pakar politik Universitas Airlangga (UA) Surabaya Dr. Aribowo mengatakan, wajar kalau PDIP melirik bacawapres dari organisasi sosial keagamaan seperti Muhammadiyah dan NU karena di situlah basis politik masyarakat.

Kedua pakar ini  dihubungi terpisah, Selasa (13/6/2023) berkaitan dengan pernyataan Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Yogyakarta Minggu (11/6/2023) bahwa Muhammadiyah dan NU potensial masuk ke dalam radar bakal cawapres pendamping Ganjar Pranowo.

Tokoh-tokoh kedua ormas itu akan dicermati kelebihannya.

Baca juga: Menko Muhadjir Apresiasi Umat Katolik Banyak Membantu Pemerintah

“Siapa kira-kira tokoh Muhammadiyah yang sedang dan ikut dilirik oleh PDIP untuk posisi cawapres mendampingi Ganjar Pranowo? Apakah Profesor Muhadjir Effendy yang saat ini menjadi Menko PMK? Sangat mungkin,” kata Aziz.

Sebab, menurut dia, Muhadjir satu-satunya tokoh Muhammadiyah yang ada di kabinet dan cukup dekat dengan pemimpin PDIP khususnya Megawati dan Puan Maharani.  Beralasan jika melirik Muhadjir.

Selain ketokohannya di Muhammadiyah, Muhadjir juga memiliki pengalaman di pemerintahan. Lebih dari itu, secara pribadi memiliki kapasitas intelektual yang mumpuni.

Baca juga: Mayoritas Buruh Indonesia Generasi Sandwich, Rentan PHK

“Seberapa besar peluang politik Muhadjir menjadi cawapres?” kata penulis buku Ekonomi Politik Monopoli Negara Pelayan Kapitalis dan Kuasa Korporasi dalam Bisnis Pasar Modern ini.

“Tergantung hitung-hitungan PDIP dalam mencari sisi mana yang harus diisi untuk menutupi kekurangan Ganjar dan daya magnit figur dalam menyumbang elektabilitas. Jika Muhadjir dipandang memenuhi kriteria itu, maka dia menjadi pilihan utama.”

Menurut dia, jika hal itu terjadi maka Muhammadiyah akan menyambutnya dengan baik.  Hubungan PDIP dengan Muhammadiyah tentu bisa lebih dekat.

Baca juga: Menko Muhadjir Merayu Owner Perusahaan Tidak Melakukan PHK

“Tentu saja, jelas Muhammadiyah merasa terhormat kadernya dipinang partai besar sekelas PDIP. Meskipun Muhammadiyah tidak akan memberikan dukungan resmi secara organisatoris,” tegasnya.

Pengganti Megawati

Aribowo mengatakan, yang disampaikan Puan Maharani boleh dibilang cerminan sikap Megawati karena saat ini Puan sebagai satu-satunya figur yang disiapkan Megawati untuk menggantikan dirinya sebagai Ketua Umum DPP PDIP.

Baca juga: Blusukan Tengah Malam, Menko Muhadjir Pastikan Arus Balik Lancar

Puan bergerak cepat untuk menaikkan elektabilitas Ganjar. Sikapnya yang melirik organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah dan NU karena di situ merupakan ceruk politik masyarakat.

Aribowo mencatat, langkah-langkah Puan menjalin komunikasi dengan kalangan parpol cukup bagus karena bisa mengurangi ketegangan politik di masyarakat.

“Langkah menjalin komunikasi tidak harus selalu dikaitkan dengan koaliasi, tetapi harus bernilai menjaga politik kebangsaan,” katanya. (*/ANO)

KOMENTAR