Daftar Menggunakan Surat Keterangan Domisili 'Aspal', 96 Calon Siswa Baru di Jateng Dicoret

Semarang, Inako –
Sebanyak 96 orang calos siswa baru di Jawa Tengah dicoret lantaran menggunakan surat keterangan domisili (SKD) palsu saat mendafatrkan diri di beberapa sekolah di daerah itu.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di Semarang, Selasa, mengatakan, pihaknya akan mencoret ke-96 calon siswa itu karena terindikasi menggunakan surat keterangan domisili (SKD) asli tapi palsu (aspal), saat mendaftar dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 pada sejumlah sekolah di provinsi itu.
"Ketentuannya sudah jelas, kalau mau pindah dan menggunakan SKD, minimal sudah bertempat tinggal di lokasi itu selama enam bulan, namun ternyata masih ada yang berbuat curang," tegas Gubernur Ganjar.
Ganjar menerangkan, SKD disebut asli karena kartu keluarga tersebut resmi dikeluarkan oleh pejabat pemerintahan terkait. Namun, lanjutnya, disebut palsu lantaran masa domisili dalam SKD tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Orang tua calon siswa memalsukan domisili hanya untuk bisa masuk dalam zonasi sekolah yang diinginkan.
Gubernur Ganjar menyebutkan hingga hari kedua pendaftaran PPDB "online" untuk tingkat SMA, sudah ada 1.117 pendaftar yang menggunakan SKD dan setelah dilakukan verifikasi, dari jumlah itu hanya 1.021 SKD yang valid, sedangkan sisanya sekitar 96 SKD dinyatakan tidak valid.
"Terhadap mereka langsung kita coret. Ya itu, calon siswa yang mendaftar menggunakan SKD yang tidak valid, langsung kita coret, (dari pendaftaran, red)," tegas Ganjar.
Meskipun dicoret, Ganjar menegaskan calon siswa yang bersangkutan bukan berarti tidak mendapatkan sekolahan, tapi diminta mendaftar lagi sesuai ketentuan yang berlaku tanpa menggunakan SKD atau KK baru.
Pencoretan calon siswa yang menggunakan SKD "aspal" terjadi di sejumlah sekolah di antaranya, di SMAN 1 Kendal sebanyak 7 calon siswa, SMAN 1 Purworejo 6 calon siswa, SMAN 1 Purwokerto 17 calon siswa, SMAN 1 Pekalongan 23 calon siswa.
Seluruh berkas administrasi dari 96 calon siswa yang kedapatan menggunakan SKD tidak valid tersebut langsung dikembalikan dan calon siswa serta orang tua yang dicoret untuk mendaftar dari awal ke zonasinya masing-masing atau menggunakan jalur prestasi.
"Tapi jangan berbohong, jangan bikin susah anak anda, kasihan. (Pencoretan) ini sekaligus juga warning saya kepada orang tua, bawa saya serius, ini saya coret beneran. Kasihan anak anda, maka di sini saya tidak ekspos nama-namanya. Tolong kembali ke jalan yang benar, kembali ke zona masing-masing atau menggunakan jalur prestasi," ujarnya.
Terkait temuan SKD "aspal" itu, Gubernur Ganjar langsung menggelar rapat dadakan dan memerintahkan kepada seluruh kepala sekolah SMA Negeri di Jateng untuk melakukan pengecekan dan evaluasi terhadap SKD dan KK yang baru.
"Saya perintahkan malam ini juga dicek semua SKD dan KK baru karena itu sebagai satu indikasi, kemungkinan ada ketidakbenaran. Inikan masih hari kedua pendaftaran, maka masih ada waktu. Mulai malam ini sampai pendaftaran ditutup, semua harus melakukan verifikasi," katanya.
TAG#SKD Palsu, #Calon siswa baru, #Jawa Tengah
190215734
KOMENTAR