Demi Kepentingan Partai Anggota, KIB Jangan Usung Calon dari Luar Koalisi

Saverianus S. Suhardi

Thursday, 28-07-2022 | 23:57 pm

MDN
Demi Kepentingan Partai Anggota, KIB Jangan Usung Capres dari Luar Koalisi [ist]

 

 

Jakarta, Inako

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengungkap Koalisi Indoensia Bersatu (KIB) seharusnya mengusung capres dari kalangan internal koalisi.

Menurut Ujang hal itu harus dilakukan KIB, karena menimbang harga diri partai dan perolehan suara karena pengaruh sosok yang diusung dalam kontestasi.


Baca juga: JK Penting, Namun Airlangga yang Punya Kuasa


"Karena ini terkait harga diri partai. Bagaimanapun efek ekor jas itu penting bagi partai politik. Kalau capres-nya orang lain, cawapres-nya juga orang lain dari eksternal semua, itu rugi semuanya, bagi Golkar, PAN, maupun PPP," tegasnya.

Ujang menambahkan capres-cawapres bisa dipilih dari ketua umum (ketum) partai, seperti Ketum Golkar Airlangga Hartarto atau Ketum PAN Zulkifli Hasan. Bisa pula dengan kombinasi dengan eksternal.

"Saya melihatnya memang mestinya siapa pun ketua umum parpol yang berkoalisi di KIB itu yang menjadi capres atau cawapres. Misalkan capresnya Airlangga, cawapresnya Zulhas. Atau kombinasi, capres di internal dan eksternal cawapres. Misalkan capres-nya Airlangga, cawapresnya eksternal, misalkan Ganjar atau siapa pun," tambahnya.

Menurutnya, koalisi yang baik adalah koalisi partai yang mengutamakan kader internal dalam upaya memenangkan Pilpres 2024

"Itu baru koalisi yang baik dan bagus karena mengutamakan kader atau ketua umum parpol-nya untuk bisa menjadi capres maupun cawapres," terusnya.

Menurutnya, Golkar akan konsisten mengusung Airlangga dalam Pilpres 2024 melalui kendaraan KIB. Apalagi jika sudah mendapat restu dari Jokowi dan Jusuf Kalla.

"Kalau ada restu dari Pak Jokowi, ada restu dari Pak JK, tentu bagus. Itu penting bagi Pak Airlangga. Karena Pak Airlangga bagaimanapun sudah ditetapkan sebagai capres dari Partai Golkar dalam Munas dan dikuatkan dalam Rapimnas," sambungnya.         

Jika capres-cawapres berasal dari calon lain, bisa jadi tidak akan membawa pengaruh signifikan bagi partai anggota koalisi.

"Rugi karena kemungkinan kalau calon lain bukan kadernya, apalagi kader partai lain tidak akan membawa efek ekor jas bagi partai di KIB," lanjutnya.

Namun menurut Ujang, keseriusan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dalam mengusung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) akan terbukti sendirinya.

"Soal KIB serius atau tidak serius mengusung capres-cawapres internal, itu hanya waktu yang akan menjawab nanti," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar Lamhot Sinaga menyebut Airlangga sudah mengantogi restu dari Jokowi dan Jusuf Kalla untuk maju sebagai capres di Pilpres 2024.

Ujang juga menanggapi pernyataan politikus Fahri Hamzah yang menyebut terbentuknya KIB sebagai bohong-bohongan. Fahri berargumen bahwa partai politik berpegang pada sosok yang paling populer dan elektabilitas tertinggi, serta sosok yang mau mengeluarkan dana. Menurutnya, keduanya hanya bisa ditentukan di detik-detik terakhir pencalonan. Sedangkan KIB sudah dibentuk jauh-jauh hari.

 "Soal bohong atau tidak, kita akan melihat pada perjalanan waktu nanti," pungkas Ujang.

 

 

KOMENTAR