Di Alfredo di Stefano, Ada Nama dan Sejarah yang Harus Dijaga

Binsar

Wednesday, 09-12-2020 | 09:02 am

MDN
Zinedine Zidane bersama skuad Real Madrid [ist]

 

 

Oleh: Tommy Duang, Kontributor Inakoran, Mataloko - Flores

 

Pada paruh pertama kompetisi Sepak bola Eropa musim ini, Real Madrid membuat para penggemarnya gerah dengan performa yang merosot jauh. Sejauh ini Madrid telah menelan lima kekalahan dan dua hasil imbang dari enam belas laga di berbagai kompetisi.

Penurunan performa itu berbuntut panjang: terlempar ke posisi tiga klasemen La Liga dan terancam tidak lolos ke babak enam belas besar Liga Champions Eropa.

Hal yang paling dikhwatirkan Madrid dan semua penggemarnya di seluruh dunia ialah yang disebut terakhir di atas: terdepak dari perhelatan akbar Liga Champions Eropa musim ini. Bagi seorang Madridista, agak susah diterima bila sampai pada partai kelima penyisihan grup, Madrid dengan segala kedigdayaan dan nama besarnya harus mengekor klub sepak bola semacam Monchengladbach dan shakhtar Donetsk.

Ini perkara gengsi dan nama besar atau seperti orang Bajawa bilang, perkara jaga waka. Maka, bagi Madrid, partai terakhir penyisihan Group B Liga Champions Eropa yang dihelat di Alfredo di Stefano Kamis (12/12/2020) dini hari nanti adalah pertarungan jaga waka. Ada nama besar dan sejarah panjang yang harus dijaga. Bagi Madrid, nama, wibawa, dan sejarah adalah segala-galanya.

Zinedine Zidane bersama skuad Real Madrid [ist]

 

Ada dua kondisi yang menyebabkan Madrid lolos ke babak enam belas besar. Pertama, mengalahkan Monchengladbach dengan skor berapa saja, mulai dari 1-0 sampai 8-2, terserah. Kedua, bermain imbang dengan Monchengladbach dan Inter Milan menang atas Shaktar Donetsk. Ditahan imbang 0-0 atau 10-10 juga baik, yang penting Shaktar Donetsk kalah dari Inter.

Sebagai seorang Madridista garis keras, saya percaya Madrid akan lolos ke babak enam belas besar, baik melalui cara pertama maupun cara kedua. Keyakinan semacam ini boleh saja dituding sebagai keyakinan buta yang lahir dari fanatisme sempit dan ekspektasi tanpa dasar, Silahkan, sebab setiap keyakinan sebaiknya harus selalu membuka dirinya pada semua variasi keraguan.

Akan tetapi saya selalu percaya bahwa Madrid adalah Madrid. Madrid yang selalu berhasil mengalahkan dirinya sendiri, Madrid yang piawai membungkam segala keraguan, Madrid yang berpotensi menaklukkan kemustahilan.

Kamis dini hari nanti adalah momen penentu bagi Madrid. Walaupun sejak kemenangan bersejarah di Kiev pada 25 Mei 2018 lalu Madrid telah banyak berubah, mereka masih memiliki wibawa dan ketangguhan untuk bersaing di level tertinggi sepak bola dunia. Bila berhasil lolos, Madrid akan selamanya menjadi Madrid dan bila terdepak, Madrid akan bergulat dengan luka sejarah paling kurang selama sepuluh tahun ke depan.

 

Kamis dini hari nanti, Estadio Alfredo di Stefano akan menjadi saksi. Para pembenci Madrid yang tersebar di berbagai belahan dunia tentu saja ingin agar stadion sementara itu mencatatkan kegagalan. Sementara di lain pihak seluruh keuarga besar Madridista di seluruh dunia menginginkan kemenangan. Sebab ada nama, waka, wibawa dan gengsi yang harus selalu dijaga.

Di atas kertas, Madrid punya segalanya untuk menang dan lolos dari situasi rumit yang sedang mereka alami sekarang. Dalam tubuh Madrid terdapat semua unsur kehidupan yang dibutuhkan oleh sebuah klub bola terbaik dunia. Ketangkasan Courtois, kharisma Ramos, imajinasi Modric, kecepatan Vinicius, ketenangan Mendi, kegigihan Valverde, tarian indah Vazques, kreativitas Kroos dan kemampuan tingkat tinggi Casemiro mendeteksi bahaya.

Lalu bagaimana potensi itu dimaksimalkan agar bisa meraih kemenangan atas M’gladbach dan melenggang ke babak enam belas besar?

Semuanya kembali pada tangan dingin Zinedine Zidane dan kepemimpinan lapangan Sergio Ramos. Imajinasi pelatih dan kharisma sang kapten adalah segala-gala yang dibutuhkan Madrid. Ide-ide cemerlang Zidane membutuhkan seorang penerjemah lapangan agar benar-benar melahirkan permainan yang menjamin kemenangan. Tugas utama proyek penerjemahan itu diemban oleh sang kapten.

Belakangan ini muncul seruan, “No Ramos, No Party.” Entah diakui atau tidak, ungkapan itu ada benarnya. Dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak kepergian Ronaldo dari Bernabeu, Ramos telah bermetamorfosis menjadi jiwa permainan Madrid. Ada dan tiadanya Ramos di atas lapangan selalu menjadi faktor penentu bagi permainan Madrid.  

Setelah absen dalam beberapa partai terakhir Madrid, kini sang kapten telah kembali. Dalam latihan akhir pekan kemarin, terlihat Ramos telah kembali bergabung bersama tim dan telah sepenuhnya siap bertarung.

Estadio Alfredo di Stefano [ist]

 

Kamis dini hari nanti, Zidane dan Ramos akan memimpin pasukan Madrid dalam misi besar mempertahankan nama, gengsi dan sejarah klub. Tiga hal itu adalah segala-galanya bagi Madrid. Oleh karena itu dapat dipastikan bahwa Madrid akan bertarung dengan kamampuan maksimal dan mengerakan segala yang mereka miliki.

Di balik perjuangan hidup mati itu, ada tangan dingin Zidane yang bekerja. Walaupun akhir-akhir ini Zidane kerap diragukan, saya selalu percaya bahwa dia dapat membawa Madrid keluar sebagai pemenang dalam lagi “final” di Estadio Alfredo di Stefano Kamis dini hari nanti.

KOMENTAR