Direktur Maritime Strategic Center Mengapresiasi Ditunjuknya Mantan KSAL sebagai Komut Pelindo

Jakarta, Inako - PT Pelindo perusahaan plat merah yang bernaung dalam BUMN baru saja melakukan terobosan besar dengan menggabungkan empat BUMN pelabuhan yakni PT Pelindo I-IV menjadi satu Pelindo saja pada per 1 Oktober 2021 kemarin.
Penggabungan itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) 101 Tahun 2021 mengenai penggabungan Pelindo I, III, IV ke dalam Pelindo II. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Kementerian BUMN selaku pemegang saham langsung menetapkan jajaran Komisaris dan Direksi.
Menurut Erick Thohir selaku Menteri BUMN langkah ini merupakan guna menjawab tantangan zaman agar Pelindo bisa bertransformasi sebagai perusahan world class company yang bisa bersaing dengan negara lain serta menjadi entitas perusahaan pelabuhan terbesar di dunia. Selain itu dalam tingkatan nasional, bisa menjaga konektivitas maritim khususnya dalam melakukan aktifitas perekonomian, dimana selama ini masih adanya kesenjangan masalah tarif karena biaya angkut di Sumatera tentunya beda dengan biaya di Papua. Diharapkan dengan adanya merger, bisa mengurangi masalah disparitas tersebut.
Menariknya dalam hasil merger tersebut, muncul nama Marsetio sebagai Komisaris Utama PT Pelindo. Hal tersebut mendapatkan apresiasi dari Muhammad Sutisna selaku Direktur Maritime Strategic Center yang selama ini fokus dalam dunia kemaritiman.
Menurut Sutisna dengan ditunjuknya Mantan KASAL era 2012 hingga 2014 sebagai Komisaris Utama merupakan langkah yang amat tepat. Karena bila melihat sepak terjangnya sebagai Jenderal Purnawirawan yang memiliki segudang prestasi dan pengalaman di dunia kemaritiman tentunya bisa sejalan dengan visi Pelindo yang ingin menjadi perusahan kelas dunia yang membidani dunia pelabuhan dan kemaritiman.
Sewaktu menjabat sebagai KASAL kerap melakukan berbagai macam terobosan agar TNI AL bisa menjadi Angkatan Laut kelas dunia yang disegani di dunia internasional. Selain itu secara pemikiran beliau paham betul dalam persoalan maritim, bahkan sampai menerbitkan buku yang berjudul Sea Power Indonesia berisi tentang peluang dan tantangan Indonesia kedepan agar bisa menjadi poros maritim dunia. "Ungkap Sutisna"
Bahkan setelah pensiun dalam dunia militer, Jenderal Lulusan Terbaik AAL Tahun 1981 ini tetap konsisten di dunia kemaritiman. Seperti menjadi Ketua Delegasi Indonesia pada sidang ke-96 International Maritime Organization (IMO) Laksamana (Purn) Marsetio pada tahun 2016 silam, serta pada akhir tahun 2019 berhasil mengantarkan Indonesia menjadi anggota Dewan IMO Kategori C periode 2020-2021 pada Sidang Majelis International Maritime Organization (IMO) atau Organisasi Maritim Internasional yang ke-31 yang dihelat di Markas Besar IMO, London, Inggris.
Dimana Anggota Dewan IMO Kategori C yaitu negara-negara yang memiliki kepentingan khusus pada transportasi atau navigasi maritim dan mewakili semua wilayah geografis utama dunia. dan sidang Maritime Safety Committee (MSC) IMO ke 101 juga mencatat sejarah baru, dengan menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan pertama di dunia yang memiliki Traffic Seperation Scheme (TSS) melalui pengesahan oleh IMO dan berada di dalam ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) I dan ALKI II yang mulai berlaku 1 Juli 2020. "Ujar Sutisna"
Sehingga dengan ditunjuknya Marsetio yang juga Guru Besar Universitas Pertahanan Indonesia diharapkan bisa memberikan masukan terkait berbagai macam peluang dan tantangan Pelindo agar bisa membentuk ekosistem maritim berintegrasi kelas dunia untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Khususnya dalam situasi Pandemi saat ini, dimana Pelabuhan memiliki peran vital didalamnya."Pungkas Sutisna". (**/rls)
TAG#Nasional, #Direktur Maritim, #Pelindo, #KSAL
190215146
KOMENTAR