Donald Trump Ancam Meksiko dengan Kenaikan Tarif Impor Barang Sebesar 5%

Sifi Masdi

Monday, 03-06-2019 | 20:49 pm

MDN
Presiden AS Donald Trump [ist]

Washington, Inako

Pejabat tinggi Meksiko dan Amerika Serikat pada Minggu (2/6) bersiap untuk menggelar perundingan krisis pada pekan depan yang bertujuan mencegah bentrokan perdagangan besar setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump bersumpah untuk memberlakukan sanksi tarif terhadap seluruh barang Meskiko dalam sengketa migrasi yang semakin meningkat.

Mengutip Reuters, Menteri Ekonomi Meksiko Graciela Marquez mengatakan pada Minggu (2/6 bahwa ia akan bertemu dengan Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross di Washington Senin pekan ini, saat kedua belah pihak mulai mengadakan pembicaraan untuk menyelesaikan masalah di Washington pekan depan.

Trump mengatakan, ia akan menerapkan tarif 5% untuk barang-barang dari Meksiko pada 10 Juni jika Meksiko tak menghentikan arus imigrasi ilegal yang melintasi perbatasan AS-Meksiko.

Dalam cuitannya di Twitter Minggu pagi, Trump menyebut Meksiko "pelaku Amerika Serikat, mengambil tetapi tidak pernah memberi," dan mengulangi ancaman tarifnya.

Secara bertahap, tarif ini akan naik menjadi 25% jika Meksiko tidak mematuhi tuntutan Trump. Hal ini tentu mengancam ekonomi Meksiko yang memiliki porsi ekspor sekitar 80% ke AS.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador pada Sabtu lalu mengisyaratkan pemerintahannya setuju untuk memperketat kontrol imigrasi demi meredakan ancaman Trump, dan ia berharap hasil yang baik dari perundingan di Washington pekan depan.

Berbicara di sebuah acara untuk menandai dimulainya pembangunan kilang minyak di Meksiko Selatan pada Minggu sore, Lopez Obrador tidak merujuk langsung ke sengketa perdagangan, tetapi ia bilang ingin mengirim memorandum kepada orang-orang Amerika.

"Pemerintah Meksiko adalah teman pemerintah AS. Presiden Meksiko ingin tetap berteman dengan Presiden Donald Trump. Tapi yang terpenting, kami adalah teman rakyat Amerika," kata Lopez Obrador.

"Kami tidak menginginkan apa-apa dan tidak ada yang merusak persahabatan kami yang indah dan sakral," imbuhnya.

Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard akan memimpin delegasi Meksiko, yang salah satu anggotanya adalah Menteri Ekonomi Marquez. 

Ebrard diperkirakan akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo untuk pembicaraan tentang krisis pada Rabu, meski para pejabat Meksiko mengatakan mereka akan mengadakan pertemuan lain sebelumnya.

Ultimatum Trump meruntuhkan aset finansial dan saham global Meksiko, tetapi hal ini mendapat perlawanan dari para pemimpin bisnis dan pembuat kebijakan AS yang mengkhawatirkan dampak pengenaan tarif terhadap Meksiko yang merupakan salah satu mitra dagang utama AS.

Dalam cuitannya pada Minggu, Trump juga menyerang perusahaan-perusahaan Amerika yang beroperasi di Meksiko.

"Banyak perusahaan dan pekerjaan kita yang dengan bodohnya diizinkan untuk pindah ke selatan perbatasan, akan dibawa kembali ke AS melalui pengenaan tarif," tulis Trump. "Amerika sudah cukup!"

Lopez Obrador mengatakan pada Sabtu lalu bahwa Meksiko tidak akan terlibat perang dagang, tetapi menggarisbawahi bahwa pemerintahnya memiliki rencana jika Trump menerapkan tarif.

Ia juga menekankan, Meksiko memiliki hak untuk mencari arbitrase hukum internasional untuk menyelesaikan perselisihan.

Sementara itu, beberapa kelompok bisnis Meksiko mendesak pemerintah untuk menyerang balik rencana pengenaan tarif Trump.

Pada Jumat lalu, ketua lobi bidang pertanian Meksiko mengatakan Lopez Obrador harus memberlakukan tarif bagi barang-barang pertanian dari negara-negara yang mendukung Partai Republik Trump jika Trump mengancam untuk menghukum Meksiko atas banyaknya arus imigran yang menuju AS. 

 

KOMENTAR