Donald Trump Gunakan Facebook dan Twitter untuk Kampanye Anti-Pemakzulan

Jakarta, Inako
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump perlu mengambil sikap terhadap berbagai icu pemecatan atau pemakzulan dirinya setelah skandal pembicaran telpon dengan Presiden Ukraina terungkap ke public. Trump memasang memasang ribun iklan di Facebook dan Twitter untuk menangkal isu pemecatan
Menurut laporan CNN yang dirilis, Selasa (1/10/201), ada 1.800 lebih iklan di halaman Facebook Trump yang menyebutkan "impeachment" atau pemakzulan.
Menurut Laura Edelson, seorang peneliti di Tandon School of Engineering Universitas New York University, kampanye antipemakzulan di Facebook telah dilihat berkisar 16 dan 18 juta kali. Dan dana yang dihabirkan untuk iklan tersebut US$ 600.000 (Rp 8,5 miliar) dan US$ 2.000.000 (Rp 28,5 miliar).
Ia menambahkan bahwa tujuan Presiden Trump menggunakan iklan adalah untuk mempengaruhi orang-orang dalam apa yang disebut dalam kampanyenya sebagai "Satuan Tugas Pertahanan Resmi Pemakzulan".
"Saya ingin tahu siapa yang mendukung saya ketika hal itu paling penting, itulah sebabnya tim saya membuat saya daftar SETIAP PATRIOT AMERIKA yang menambahkan nama mereka dan bergabung dengan Satuan Tugas Pertahanan Resmi Pemakzulan," tulis satu iklan Trump.
Edelson, yang telah melacak iklan politik di Facebook selama lebih dari setahun, mengatakan banyak dari iklan tersebut digunakan untuk mengumpulkan informasi kontak. Dia mengatakan data tentang keterlibatan iklan juga bisa menjadi cara yang berguna bagi kampanye Trump untuk mengukur suhu pendukung saat ini dalam masalah tertentu.
Nick Clegg, mantan wakil perdana menteri Inggris dan sekarang wakil presiden Facebook untuk urusan global dan komunikasi, mengatakan dalam pidato minggu lalu di Washington bahwa Facebook tidak akan mengecek fakta iklan yang dijalankan oleh kampanye politik.
Perusahaan telah bermitra dengan kelompok pemeriksa fakta pihak ketiga untuk menurunkan konten yang mereka anggap salah tetapi sebagian besar politisi akan dibebaskan dari hal ini.
TAG#Amerika Serikat, #Pilpres, #Iklan, #Facebook, #Donald Trump
198736556
KOMENTAR