Dua Desa Di Tapanuli Selatan Terisolasi Karena Jembatan Penghubung Ambruk

Binsar

Friday, 18-01-2019 | 10:23 am

MDN
Dua desa, yakni Desa Aek Natas dan Dolok Godang di Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) Sumatera Utara terisolir lantaran jembatan yang menghubungkan kedua desa itu ambruk akibat banjir yang terjadi Rabu (16/1/2019) malam, sekita

Tapanuli Selatan, Inako –

Dua desa, yakni Desa Aek Natas dan Dolok Godang di Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) Sumatera Utara terisolir lantaran jembatan yang menghubungkan kedua desa itu ambruk akibat banjir yang terjadi Rabu (16/1/2019) malam, sekitar pukul 22.30 WIB.

Selain terisolasi, ambruknya jembatan dengan panjang 10-15 meter itu juga mengakibatkan satu unit truk bernomor polisi BA 8515 PU jatuh.

Banyak warga yang menuju atau keluar dari dua desa tersebut terpaksa menyeberang dengan berjalan kaki di atas jembatan yang sudah ambruk itu. Warga seperti tidak memperdulikan keselamatan karena tidak ada lagi pilihan menuju desa. 

Masyarakat dari semua kalangan nekat menyeberangi jembatan yang sudah ambruk itu, karena jembatan tersebut menjadi satu-satunya fasilitas yang tersedia. 

"Mau tidak mau harus dilewati, karena hanya ini jalan menuju kampung kami," ujar warga. 

Mereka juga mengaku, terputusnya jembatan tersebut semakin mempersulit aktivitas masyarakat. Masyarakar berharap agar pemerintah secepatnya memperbaiki jembatan itu. 

Semengtara itu, Camat Angko Selatan, Zamhir mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Rabu malam (16/1/2019) sekitar pukul 22.30 WIB. Sebuah truk colt diesell turut menjadi korban peristiwa ambruknya jembatan itu. 

Camat menegaskan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. 
Dijelaskannya, jembatan itu konstruksinya berlantai papan dengan galangan besi. Diduga kondisinya sudah tidak kuat akibat termakan usia (melapuk). Sekitar ratusan kepala keluarga atau 2.000 jiwa penduduk tinggal di dua desa yang terisolir ini.

"Seluruh kendaraan baik menuju maupun dari dua desa ini sudah tidak bisa melintas (putus total). Perekonomian masyarakat dan anak-anak sekolah juga menjadi terganggu," katanya.

Pihak kecamatan sudah melaporkan kejadian tersebut ke kabupaten. “Mudah-mudahan cepat ada solusi sebagaimana harapan mayarakat," katanya.

Selain itu masyarakat juga tengah bergotong royong membuka jalur alternatif dengan tujuan bisa dilintasi minimal pejalan kaki sebab arus sungai tergolong cukup deras.

 

KOMENTAR