Dua Pelaku Serangan Bom Sri Lanka Berasal Dari Keluarga Kaya Raya

Binsar

Thursday, 25-04-2019 | 07:15 am

MDN
Pemakaman korban tewas akibat pemboman Minggu Paskah di Sri Lanka. [ist]

Jakarta, Inako 

Dua pelaku serangan bom di Sri Lanka diketahui berasal dari sebuah keluarga kaya raya di negara itu. Keduanya memiliki hubungan saudara, yakni Imsath Ahmed Ibrahim dan Ilham Ahmed Ibrahim.

Dilaporkan, kedua pelaku itu berasal dari salah satu keluarga terkaya di kota Kolombo dan disebut memiliki koneksi dengan para pengusaha penting dan elit politik di negeri itu.

Sementara itu, salah seorang pelaku pemboman lainnya yakni Abdul Lathief Jameel Mohamed diketahui pernah belajar di Inggris bagian Selatan pada 2006-2007. 

Wakil Presiden Dewan Muslim Sri Lanka, Hilmy Ahamed mengaku mengenal ayah mereka, Mohamed Ibrahim. Dia menjelaskan identitas Ibrahim sebagai pebisnis rempah-rempah yang sangat kaya. Kedua puteranya itu, menurut dia, juga menempuh pendidikan yang cukup bagus di luar negeri. 

Ahamed meragukan Ibrahim memiliki gagasan tentang apa yang direncanakan oleh putra-putra dewasanya.

"Dia adalah pengusaha yang sibuk. Dia mungkin benar-benar mengabaikan apa yang terjadi di sekitarnya. Aku ragu dia tahu (rencana serangan bom yang dilakukan kedua anaknya),"jelas dia. 

Reyyaz Salley, Ketua Masjid Dewatagaha Kolombia, salah satu yang terbesar dan tertua di kota itu mengatakan bahwa Ibrahim adalah orang yang sangat baik dan pebisnis sejati. 

"Kami mengenalnya sebagai orang normal dan sebagai pebisnis," terangnya. 

Serangan bom di Sri Lanka terjadi pada Minggu (21/4) bersamaan dengan hari raya Paskah. Lebih dari 350 orang tewas dalam tragedi nahas tersebut.

Pemerintah Sri Lanka menuduh kelompok radikal setempat, Jemaah Tauhid Nasional (NTJ) sebagai pelaku serangan bom. Namun, ISIS mengklaim mereka bertanggung jawab atas aksi teror itu.

Aparat Sri Lanka saat ini sudah menahan hampir 60 orang yang diduga terlibat aksi teror, berbekal undang-undang darurat. Pemerintah juga menetapkan negara dalam keadaan darurat nasional.

KOMENTAR