Edgar Berlanga Mengklaim Diri Sebagai Rival Paling Berat Yang Pernah Dihadapi Canelo Álvarez

Jakarta, Inakoran
Edgar Berlanga menilai pertarungannya dengan Canelo Alvarez beberapa waktu lalu, menjadi momen krusial yang mungkin dirinya diangkat ke puncak divisi kelas menengah super. Kala itu, petinju Puerto Rico itu mengalami kekalahan dari Canelo di ronde ketiga.
Meski kalah, usaha Edgar Berlanga di atas ring tetap menjadi salah satu momen puncak kariernya, momen yang terus ia manfaatkan untuk membungkam para kritikus.
Berlanga frustrasi dengan komentar netizen
Dalam penampilan podcast baru-baru ini bersama Jay Hill dan Alex, Berlanga tidak menahan diri saat membahas pertarungan dengan Canelo Alvarez, khususnya komentar seputar pertarungan tersebut. Atlet berusia 27 tahun itu menuduh komentator memberi perlakuan istimewa kepada Canelo dan meremehkan kontribusinya sendiri.
"Mereka menggoresnya," kata Berlanga, dilansir dari Marca.
"Saya pukul dia dengan tongkat pemukul, dan mereka tidak mengatakan apa-apa. Dia memukul saya dengan kail, dan mereka berkata, 'Ya Tuhan, dia memukulnya dengan kail, dia terluka.' Saya tidak terluka," lanjut dia.
Sementara Berlanga mengakui bahwa Canelo memiliki pukulan kuat, ia mengklaim pukulan itu tidak membuatnya gentar, bahkan mengejek pukulan Alvarez selama pertarungan.
Saat Berlanga terus membicarakan penampilannya melawan Canelo, kariernya tampaknya berada di persimpangan jalan. Satu peluang potensial yang dapat menghidupkan kembali kariernya datang dalam bentuk pertarungan dengan Caleb Plant, pertarungan yang telah lama ditunggu-tunggu oleh para penggemar. Berlanga telah beberapa kali menantang Plant, tetapi pertarungan itu belum terwujud.
Dalam sesi siaran langsung Instagram baru-baru ini, Plant mengungkapkan bahwa timnya telah berupaya keras untuk menyiapkan pertarungan.
.jpg)
"Manajer saya, secara pribadi, Luis DeCubas, menghubungi manajer Edgar Berlanga, Keith Connolly, dan mencoba memperjuangkannya pada musim panas ini," jelas Plant.
Namun yang mengejutkannya, Berlanga menolak tawaran tersebut.
"Dia tidak ingin bertarung," Plant menjelaskan.
Sejak saat itu, Berlanga lebih banyak diam mengenai masalah ini, memilih untuk tidak menanggapi klaim tersebut secara langsung. Kesempatan yang hilang untuk menghadapi mantan juara dunia ini bisa jadi merupakan terobosan yang ia butuhkan untuk mendorong kariernya kembali ke jalur yang benar. Sebaliknya, Berlanga terus berfokus pada omong kosong daripada meraih kemenangan penting.
Dengan kariernya yang mandek dan kesempatan penting yang hilang, Berlanga harus memfokuskan kembali usahanya untuk membuktikan diri di atas ring. Kata-kata saja tidak akan meningkatkan kedudukannya di dunia tinju—ia perlu mendukung keberaniannya dengan kemenangan yang berarti.
Pertarungan melawan Caleb Plant bisa jadi merupakan batu loncatan yang ia butuhkan, tetapi dengan kesempatan itu yang telah hilang, Berlanga harus menemukan jalan lain untuk menebus kesalahannya. Waktu terus berjalan, dan waktunya untuk memberikan dampak semakin menipis.
TAG#edgar berlangsa, #Puerto Riko, #Canelo Alvarez
198731335
KOMENTAR