Ekspor Perikanan Jawa Tengah Meningkat Namun Konsumsi Ikan Masih Rendah

Semarang, Inako
Ekspor hasil perikanan Provinsi Jawa Tengah terus mengalami peningkatan. Terhitung hingga masuk bulan November 2019, volume ekspor perikanan Jateng mencapai 41,289 ton dengan nilai Rp2,4 triliun.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng, Fendiawan Tiskiantoro mengatakan peningkatan elsport meliputi volume, pendapatan, jenis produk, maupun negara tujuan.
Dijelaskannya, volume ekspor perikanan Jateng pada semester I tahun 2019 mencapai 26.775 ton dengan nilai Rp1,59 triliun. Untuk negara tujuan ekspor juga bertambah, jika sebelumnya di tahun 2018 ada 32 negara tujuan, pada tahun 2019 bertambah menjadi 36.
"Diantaranya Amerika Serikat, Jepang, Cina, Malaysia, Singapura, serta Taiwan," katanya, Selasa (19/11/2019).
Ia menyebutkan beberapa komoditas terbesar ekspor produk perikanan Jawa Tengah antara lain, surimi, cumi-cumi, rajungan, udang putih, udang vaname, teri, layur, dan daging nila. Bahkan tahun 2019, jenis produksi perikanan ekspor pun kian beragam dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 tercatat 92 jenis, kini bertambah menjadi 95 jenis produk perikanan yang dikirin ke sejumlah negara.
Sedangkan komoditas unggulan hasil perikanan dan kelautan Jateng, meliputi produk lele sebesar 143,853 ton atau senilai Rp1,245 triliun, nila sebanyak 102,727 ton, bandeng tercatat 93,204 ton, rumput laut ada 75.008 ton, serta udang vaname yang masih menjadi salah satu produk ekspor andalan sebesar 28.954 ton dengan nilai Rp1,064 triliun.
"Walaupun produksi ikan Jateng semakin meningkat, namun konsumsi ikan masih sekitar 30 persen dengan tingkat konsumsi tertinggi diantaranya Kabupaten Pati dan Kota Semarang. Karenanya program gemar makan ikan harus lebih kita tingkatkan," pungkasnya.
KOMENTAR