Ekstremisme tidak lagi ditoleransi di kerajaan Arab Saudi, kata Pangeran Mohammed

Jakarta, Inako
Pangeran Mohammed, yang berjanji pada tahun 2017 untuk mengembalikan Arab Saudi ke "Islam yang terbuka dan moderat", telah berusaha untuk menarik kembali pengaruh dari lembaga keagamaan ultra-konservatif, demikian dilansir dari AFP Jumat (13/11/20)
"Ekstremisme tidak lagi ditoleransi di kerajaan Arab Saudi," kata Pangeran Mohammed dalam pidatonya.
baca :
Pangeran Saudi bersumpah 'tangan besi' terhadap ekstremis setelah serangan
Pewaris takhta Saudi telah mengekang pengaruh polisi agama yang pernah berkuasa, karena ia mengizinkan konser musik campuran gender, bioskop, dan pilihan hiburan lainnya yang menarik bagi mayoritas populasi muda.
Tetapi secara bersamaan, pangeran telah melancarkan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat dan kebebasan berbicara, menangkap aktivis perempuan, ulama dan jurnalis serta anggota keluarga kerajaan.
Arab Saudi juga bergulat dengan penurunan tajam ekonomi akibat virus korona, yang telah memicu langkah-langkah penghematan yang tidak populer, termasuk melipatgandakan pajak pertambahan nilai dan penangguhan tunjangan bulanan untuk pegawai negeri.
Sementara mengakui "rasa sakit yang luar biasa" yang disebabkan oleh upaya penghematan, Pangeran Mohammed berbicara tentang upaya pemerintah untuk mengatasi pengangguran yang tinggi dan memerangi korupsi yang merajalela.
Sumber: AFP
198734533
KOMENTAR