Fadil Imran: Kemajemukan Memungkinkan setiap orang atau bangsa saling Mempertukarkan Pengalaman

Jakarta, INAKORAN
Polda Metro Jaya menggelar Silaturahmi Nasional Lintas Agama dengan tema Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Kebhinekaan secara virtual, Minggu (27/12/2020). Sejumlah tokoh menghadiri acara ini termasuk Menag Gus Yaqut
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Fadil Imran menegaskan bahwa ada tiga hal yang menjadikan peradaban dan kemajuan besar suatu negara. “Peradaban dan kemajuan besar dunia ditopang oleh tiga hal yaitu pengetahuan, kemajemukan dan toleransi. Ini menurut pemahaman saya,” ungkapnya.
BACA:
Kekejian Boko Haram saat Malam Natal di Nigeria, 11 Tewas
Jika pengetahuan akan melahirkan kehidupan yang makin unggul, lanjut Fadil, pada semua bidang lewat teknologi informasi. Selanjutnya, kemajemukan memungkinkan setiap orang atau bangsa saling mempertukarkan pengalaman kearifan dan kebudayaan yang terbaik. “Sedangkan toleransi memberi ruang perbedaan tumbuh dan saling menyemai sehingga kehidupan bersama bisa disokong,” tandas Doktor Kriminologi dari Universitas Indonesia (UI).
Para pendiri bangsa, ungkap Fadil, kokoh berdiri dengan kesadaran akan hal tersebut. “Mereka adalah cerdik cendikia yang punya pengetahuan. Hadratul Syaikh yang kita kenal sebagai seorang cerdik cendekia bukan hanya sekadar pejuang. Kemudian juga Kyai Haji Ahmad Dahlan bukan hanya seorang pejuang, dan juga cerdik cendikia, dan keduanya adalah ulama. Ini perlu kita pahami bersama. Cerdik cendikia yang punya gagasan raksasa," ucapnya.
Para pendiri bangsa, ungkap Fadil, sangat yakin dan amat fasih menerangkan mengapa Republik Indonesia ini harus mengusung tema kebangsaan dan kemanusiaan? “Karena keduanya adalah alas hidup bersama diatas aneka perbedaan,” ungkapnya.
“Indonesia yang merupakan mozaik keberagaman baik suku bangsa agama maupun ras mesti diikat dengan kesadaran untuk bersekutu di atas keyakinan menegakkan kedaulatan,” lanjut Fadil.
Nasionalisme kebangsaan, kata Fadil, dibentuk tidak dengan menyembunyikan aneka perbedaan. Tapi dengan menghormati keberagaman demi terus melanggengkan maslahat bagi seluruh warga negara.
Kemanusiaan, jelas Fadil, adalah jantung persatuan bangsa dan ruh persaudaraan adalah inti kemanusiaan. “Setiap manusia dengan manusia lainnya setara sehingga tidak boleh terjadi penindasan antara manusia yang satu terhadap manusia atau kelompok masyarakat yang lainnya,” punkasnya
“Inti kemerdekaan bukan semata-mata kedaulatan negara, tetapi memberi hak aman untuk semua warga. Itu barangkali tadi mengapa kami perlu menegakkan rasa aman diatas keberagaman,” tegas Fadil.
190215327
KOMENTAR