Faisal Basri Nilai Program Swasembada Orde Baru Buat Negara Hampir Runtuh

Sifi Masdi

Friday, 23-11-2018 | 14:09 pm

MDN
Ekonom Senior Faisal Basri [ist]

Jakarta, Inako

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Titiek Soeharto dalam sebuah kegiatan kampanye mengatakan bahwa program swasembada pangan yang terwujud selama zaman Orde Baru (Orba) akan bisa dilaksanakan kalau Prabowo Subianto terpilih menjad presiden  di Pilpres 2019. Mantan istri Probowo itu yakin bahwa program swasembada pangan akan terlaksana dengan baik nanti dibawah kepemimpinan Prabowo.

Tak menunggu lama, pernyataan Titiek tersebut langsung direspon oleh para ekonomi dan salah salah satunya adalah ekonom senior dari UI Faisal Basri. Menurut Faisal, swasembada di zaman orde baru membuat negara Indonesia hampir runtuh.

Faisal mencontohkan swasembada soal minyak pada zaman Presiden Soeharto."Swasembada orde baru bikin runtuh negara. Kita swasembada minyak, tapi bikin negara hampir runtuh, karena utang Pertamina yang jatuh tempo lebih besar dari cadangan devisa kita," kata Faisal Basri di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Hal ini ditegaskan oleh Faisal agar masyarakat jangan keliru memahami masa orde baru.  "Jangan mau dimakan resep Titiek Soeharto, yang katanya, mau ditiru Prabowo dan Sandi," ujar Faisal.

"Dua-duanya (Jokowi atau Prabowo) saya kritik. Makanya saya mendengar bapak ibu jadi susah milih, dua-duanya sama, kiri harimau, kanan buaya", tegasnya.

Sebelumnya Tutut Soeharto menyebutkan pada era Orde Baru terjadi swasembada beras. "Alhamdulillah, pada era Orde Baru, atas kerja keras segenap rakyat Indonesia, kita berhasil swasembada beras," ujarnya dalam melalui akun Twitter-nya, @TututSoeharto49, Kamis malam, 15 November 2018.

Pernyataan Tutut Soeharto ini tak lama dilontarkan setelah Titiek Soeharto mengkritik pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi dan Jusuf Kalla yang tak memenuhi janji kampanyenya pada saat Pemilihan Presiden 2014 lalu.

Saat itu, kata Titiek Soeharto, Presiden Jokowi janji dalam waktu tiga tahun akan swasembada padi jagung kedelai, tapi nyatanya sampai sekarang bukan swasembada malah impor.


 

 

KOMENTAR