Fakta-Fakta Menarik Orca Sang Paus Pembunuh

Jakarta, Inako
Tahukah Anda bahwa Orcas adalah anggota terbesar dari keluarga lumba-lumba? Bahwa mereka memangsa makanan ikan, anjing laut, dan bahkan mamalia laut besar seperti paus ?Atau bahwa beberapa ilmuwan menganggap mereka lebih pintar daripada simpanse? Berikut beberapa fakta mengejutkan tentang Orca yang mungkin belum pernah anda dengar.
Orca bukanlah paus. Meskipun disebut paus pembunuh, orcas (Orcinus orca) sebenarnya adalah lumba-lumba. Secara historis, para pelaut menyebut mamalia laut ini sebagai pembunuh paus setelah menyaksikan mereka memangsa paus dan mamalia laut lainnya. Seiring waktu namanya berubah. Meskipun hewan besar ini adalah predator puncak yang mengancam ikan dan hewan lainnya, hingga 2013 tidak pernah ada catatan orca liar menyerang manusia.
Orca Sedang Berburu Paus Biru yang Merupakan Origin Dari Nama "Paus Pembunuh" [ist]
Orca merupakan binatang yang sangat rakus. Paus pembunuh berburu segala sesuatu mulai dari ikan hingga walrus - anjing laut, singa laut, penguin, cumi-cumi, penyu, hiu, dan bahkan jenis paus lainnya. Semuanyan ini ada di menu makanan mereka. Bergantung pada musim dan di mana mereka berada, pola makan mereka bervariasi ,beberapa makan banyak ikan dan cumi-cumi, yang lain kebanyakan berpesta dengan memakan anjing laut dan penguin. Tetapi di mana pun mereka berada di samudra mana pun di dunia, paus pembunuh berukuran normal dapat makan sekitar 227 kilogram makanan sehari!
Orca Sengaja Mendamparkan Dirinya ke Pinggir Pantai untuk Menyerang Anjing Laut [ist]
Orca adalah satu-satunya hewan yang telah berevolusi berdasarkan budaya. Orca telah mengembangkan budaya yang kompleks seperti serangkaian perilaku yang dipelajari para hewan dari satu sama lain. Mereka berkomunikasi dengan panggilan dan bunyi siul yang khas. Mereka dapat hidup 60 tahun atau lebih, dan mereka tinggal dalam kelompok matrilineal erat yang dipimpin oleh betina yang lebih tua yang mencontohkan perilaku spesifik pada hewan yang lebih muda. Para ilmuwan telah menemukan semakin banyak bukti bahwa budaya membentuk apa dan bagaimana orca makan, apa yang mereka lakukan untuk bersenang-senang, bahkan pilihan pasangan mereka. Hanya manusia lah yang diketahui telah berevolusi berdasarkan budaya, jadi pengetahuan tentang orca ini adalah hal besar bagi dunia sains.
Orca adalah satu dari tiga spesies hewan di planet ini yang mengalami menopause.Hanya tiga spesies yang diketahui mengalami menopause: orca , paus pilot bersirip pendek, dan manusia. Dua tahun lalu, para ilmuwan menemukan bahwa paus melakukan ini untuk memusatkan perhatian mereka pada kelangsungan hidup keluarga mereka daripada melahirkan lebih banyak keturunan. Tapi sekarang tim yang sama ini melaporkan ada alasan lain : betina yang lebih tua memasuki masa menopause karena putri tertua mereka mulai melahirkan anak, yang menyebabkan perebutan sumber daya. Penemuan ini mungkin juga berlaku untuk manusia, kata para ilmuwan.
Orca memiliki otak terberat ke-2 di antara mamalia laut. Ahli saraf Lori Marino dan tim peneliti menjelajahi otak paus pembunuh yang mati dengan MRI dan menemukan potensi kecerdasan yang luar biasa. Paus pembunuh, atau orca, memiliki otak terbesar kedua di antara semua mamalia laut, beratnya mencapai 6,8 kg. Masih tidak jelas apakah mereka diberkahi dengan sel memori yang baik seperti manusia, tetapi para ilmuwan telah menemukan bahwa mereka sangat terkoneksi dengan baik untuk merasakan dan menganalisis lingkungan sekitar mereka. Para ilmuwan mencoba untuk lebih memahami bagaimana paus pembunuh dapat mempelajari dialek lokal, saling mengajari metode khusus berburu dan mewariskan perilaku yang dapat bertahan selama beberapa generasi - mungkin lebih lama daripada yang terlihat pada spesies lain kecuali manusia.
Orca tidak memiliki predator alami. Orca adalah predator puncak, mereka berada di puncak rantai makanan samudra dan tidak memiliki predator alami. Biasanya manusia berburu paus untuk minyak yang terkandung dalam tubuh mereka, namun dibutuhkan 21 orca untuk menghasilkan jumlah minyak yang sama dengan satu paus sperma. Manusia tidak menghabiskan banyak waktu untuk berburu orca selain karena alasan tersebut namun juga karena kecepatan dan tubuh ramping mereka. Karena tidak memiliki predator alami, mamalia laut ini dapat dengan bebas berburu dan membunuh makhluk laut lainnya tanpa takut diburu sendiri.
Kebanyakan anak laki-laki tidak pernah meninggalkan ibunya. Para peneliti menemukan bahwa bagi jantan berusia di atas 30 tahun, kematian seorang ibu berarti peningkatan delapan kali lipat kemungkinan kematian dalam satu tahun. Paus pembunuh tetap bersama ibu mereka sepanjang hidup mereka. Sang ibu membantu anak laki-laki mencari makan atau menawarkan perlindungan saat bertemu dengan laki-laki lain. Di antara orca betina berusia di atas 30 tahun, hanya ada sekitar tiga kali lipat peningkatan kemungkinan kematian pada tahun setelah kematian ibunya. Lebih masuk akal bagi para ibu untuk berinvestasi lebih banyak pada anak laki-laki mereka, karena tidak ada beban yang meningkat pada kelompok keluarga. Anak dari anak laki-laki akan pindah ke grup keluarga baru.
Orca tidak bisa mencium. Orca tidak memiliki organ penciuman atau lobus otak yang didedikasikan untuk penciuman, sehingga diyakini bahwa mereka tidak dapat mencium. Namun, mereka memiliki indera penglihatan dan pendengaran yang baik. Mereka bisa mendengar lebih baik daripada anjing dan bahkan kelelawar. Dengan menggunakan indra pendengaran yang luar biasa ini, paus pembunuh mempraktikkan ekolokasi. Ini berarti paus pembunuh menghasilkan suara dan kemudian mendengarkan gema. Dengan cara ini, mereka dapat mengetahui apakah objek atau hewan lain dekat atau jauh, dan seberapa dekat atau jauh.
Orcas Menggunakan Ekolokasi Untuk Berburu Karena Tidak Bisa Mencium [ist]
Kelompok Orca dibagi menjadi pod dan komunitas. Paus pembunuh menggunakan berbagai suara untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan menemukan mangsa. Suara-suara ini termasuk klik, panggilan berdenyut, dan peluit. Suara mereka berada dalam kisaran 0,1 kHz hingga sekitar 40 kHz. Klik terutama digunakan untuk ekolokasi, namun klik juga dapat digunakan untuk komunikasi. Panggilan berdenyut paus pembunuh terdengar seperti cicit dan kicauan dan tampaknya digunakan untuk komunikasi dan sosialisasi. Mereka dapat menghasilkan suara dengan sangat cepat — dengan kecepatan hingga 5.000 klik per detik. Populasi paus pembunuh yang berbeda membuat vokalisasi berbeda, dan pod yang berbeda dalam populasi ini bahkan mungkin memiliki dialeknya sendiri. Beberapa peneliti dapat membedakan pod individu, dan bahkan matriline (garis hubungan yang dapat dilacak dari satu ibu ke keturunannya), hanya dengan panggilan mereka. Sementara itu, pod berbicara dalam bahasa yang sangat berbeda. Jika semua klan berkumpul untuk mengobrol makan akan terdengar seperti penutur bahasa Inggris, penutur bahsa Rusia, dan penutur bahasa Mandarin yang mencoba bercakap-cakap satu sama lain.
Sekelompok Orca yang Disebut Pod [ist]
Orca Tidur dengan satu mata terbuka. Seperti lumba-lumba lainnya, Orcas tidak dapat sepenuhnya tidur, karena mereka harus naik ke permukaan untuk bernapas sesekali. Sebaliknya, mereka tidur hanya dengan setengah dari otak mereka yang aktif. Jika mata kiri paus pembunuh terbuka, itu berarti otak kanannya terjaga dan yang lain tertidur, begitu pula sebaliknya.
Orcas Bernafas Dengan Paru-Paru dan Harus Selalu Naik ke Permukaan Untuk Bernafas [ist]
TAG#pauspembunuh, #orca, #hewan, #binatang, #pengetahuan, #fakta
190215809
KOMENTAR