Filosofi di Balik Aksi Bersih Sampah Stadion Penonton Jepang di Piala Dunia

Jakarta, Inakoran
Bagi orang Jepang, spiritualitas adalah latihan sehari-hari dan dapat ditemukan saat melakukan pekerjaan sehari-hari, seperti memasak dan bersih-bersih.
Filosofi itu diakui dunia. Perdana Menteri India, Narendra Modi misalnya. Ia mengakui cara hidup orang Jepang karena memiliki kesamaan yang erat dengan filosofi India kuno.
Narendra telah mendorong penerapan filosofi Kaizen di tempat kerja. Kaizen berarti perbaikan terus-menerus. Ia percaya bahwa alih-alih perubahan besar-besaran, perubahan kecil dan bertahap dapat mengarah pada peningkatan. Ini cocok dalam kehidupan pribadi dan profesional.
Konsep Ikigai telah menjadi bagian dari kosa kata modern. Ikigai adalah tentang menemukan kebahagiaan dalam hidup melalui tujuan.
Selain itu, ada konsep lain seperti Uketamo atau penerimaan. Ada juga Kintsugi yang merupakan tradisi Jepang berusia berabad-abad dalam memperbaiki keramik yang rusak dengan emas menekankan perlunya menerima kekurangan, ketidaksempurnaan, dan kemunduran sebagai bagian dari kehidupan.
Ada juga Tsundoku atau seni rasa ingin tahu yang digalakkan oleh orang Jepang karena mereka percaya tidak akan ada pembelajaran tanpa semangat ingin tahu.
TAG#ajaran shinto, #aksi kumpul sampah, #penonton jepang, #piala dunia, #sampah stadion
190215804
KOMENTAR