Formula E, Pathos Seorang Pemimpin Demikian Banjir Datang Menderu

Jakarta, Inako
Banjir yang terus terjadi di kota-kota di Indonesia, demikian DKI Jakarta, kota Metropolitan, ibukota negara Republik Indonesia menimbulkan banyak kerugian harta benda hingga jiwa raga yang terarus bandang tiada terkira.
Benarkah air hujan yang turun pada musimnya bertubi-tubi dengan tik-tik itu bunyinya tiada daya mengurangi debit sehingga tidak menghanyutkan harta benda manusia dan memperlambat para pegawai masuk kantor?
Semisal DKI dengan anggaran berjibun bersumber dari hasil pajak rakyat tidak bisakah menanggulangi air, ini air lho yang di diamkan beberapa saat saja bisa berkurang karena menguap, apalagi jika dimasukan ke dalam lubang tanah, meresaplah ia di kedalaman tanah, maka bunga-bunga dan rumput hijau berseri-seri hingga pohon - pohon berdiri kokoh mengcangkok paru-paru kota.
Ketika paru-paru kota (pohon di Monas) dibabat untuk uji lari kendaraan bermotor warga Jakarta pun berteriak siang malam?. Itu Cagar budaya jangan mengusik hutan Monas, tempat itu merupakan daerah resapan kota dan pada malam hari menjadi rumah mewah para burung-burung kota, demikian koloni burung yang sekedar mampir untuk bermalam, sebelum melanjutkan penjelajahan.
Tata kelola ibukota bukan sekedar membeli toa mengabarkan banjir kepada setiap kawan yang terlelap pada malam hari. Bukan juga memberi sinyal ancaman air yang hanya tik-tik pada awalnya lalu menangis tersedu-sedu oleh karena anggota keluarga terseret banjir. Bukan itu tegas Romo Beny.
Banjir terus terjadi di Jakarta menjadi refleksi tata kelola keadaban alam dalam hal pemimpin daerah yang memiliki tangung jawab moral untuk mencari solusi terbaik pada rakyat nya.
Jadi lubang tanah, toa, lalu gugat pemerintah pusat bukan ya...Waduhhhh....perlu digugat? Persoalan moral rupanya menjadi penting bagi seorang pejabat, memiliki semangat empati, semangat rendah hati dan super santun bukankah sudah dimiliki.
Moralitas pejabat, tegas Beny, di uji ketika memiliki jiwa satria mau bertangung jawab menyelesaikan masalah dengan membangun sinergi dengan kementerian terkait dan kepala daerah tetangga, semisal Bogor, Bekasi, Tangerang dan Depok.
Menyelesaikan masalah banjir Jakarta, lanjut Beny membutuhkan pemimpin rendah hati dan mau berkoordinasi dengan banyak pihak, tentu buka hanya berkoordinasi kepada penyelenggra uji cepat kendaraan bermotor yang penontonnya tiada satupun penonton kere meskipun itu benar, karena benar-benar penontonnya tidak ada yang kere.
Saat nya pemimpin menunjukkan pathos yakni merasakan derita rakyat kebanjiran dan beban hidup berat dengan kemaun untuk segera menyelesaikan masalah banjir mendesak dari pada gunakan angaran triliyunan untuk balap formula.
"Pemimpin punya pathos akan mengedepankan kepentingan rakyat nya karena hukum tertinggi mendahulukan kepentingan rakyat. Pemimpin harus tunduk pada daulat rakyat bukan pada kepentingan yang lain" ujar Beny.
Kepatuhan suara hati menjadi pilihan utama dalam mengambilan keputusan
Pathos artinya himbauan emosional, atau sesuatu yang berhubungan dengan emosi manusia, saat menyampaikan orasi atau topik permasalahan, seringkali hal tersebut bersangkutan dengan perasaan pendengar dan terkadang menimbulkan banyak empati atau bahkan simpati dari pendengar/audience.
Pemimpinmu Pathos ga ya?
190215953
KOMENTAR