Forum Indonesia Next Leader: Dorong Presiden Joko Widodo Bentuk Kementerian Kebudayaan

Hila Bame

Friday, 19-07-2019 | 17:32 pm

MDN
Glenn Fredly (ke-4 dari kanan) tampil sebagai pembicara di INDONESIA NEXT LEADER Kamis (18/7) (Foto: Hokkop, anggota forum INL).

Mendorong Presiden Joko Widodo memperkuat budaya bangsa lewat pendidikan, opsinya pisahkan kementerian Pendidikan Nasional dengan Kementerian Kebudayaan. Kementerian Kebudayaan harus berdiri sendiri, fokus tugas memperkuat sekaligus mengembangkan budaya Indonesia tidak hanya pada level nasional,  terpenting  pada tataran global,  layaknya budaya asing yang mengjungkalkan peradaban budaya bangsa Inonesia saat ini"  demikian Sari pati dari praksis  Forum  INDONESIA NEXT LEADER, Jakarta. 

 Jakarta, Inako

Eskalasi serangan budaya asing bukan sekedar bayang-bayang  dari perjalanan bangsa Indonesia pada usianya ke-74 tahun, pada 17 Agustus 2019 mendatang. Fakta spiral invasi budaya asing, telah bergerak terstruktur, masif dan, sistematis dari sektor pendidikan mulai dari Pendidikan Usia Dini (PAUD) sekolah menengah pertama hingga perguruan tinggi favorit di negeri ini. 

 

BACA JUGA: Jaring Pengaman Sosial Untuk Atasi Dampak Covid-19, cukupkah?

 

Tsunami horor "takfiri" menggetarkan anak bangsa dari kota ke kota menjalar-pinak  hingga pelosok kampung absen cantik dalam berbagai kamuflase, symbol Ketuhanan dipanggungkan di gang-gang hingga jalan protokol, sekat suku, ras dan agama dipertajam, padahal sejarah  dunia mencatat pola demikian adalah upaya sistimatis rebut tahta, kekayaan ekonomi, hidup paling enak,, Segalanya paling melimpah dan lebih. 

Masih segar dalam ingatan khalayak tentang intensnya kegiatan doktrin budaya asing yang terkamuflase dalam baju agama, dilakukan oleh Oepriarto sekeluarga, dikenal dengan bomber Surabaya pada Minggu 13-14 Mei 2018. 

 

BACA JUGA: Dokter Seksolog Naek L Tobing Meninggal Dunia Di Usia 79 Tahun Akibat Korona

 

Tragedi bom Surabaya menambah cerita panjang tentang jejak pelaku serangan oleh Oepriarto dan Puji Kuswati, istri sang bomber sekaligus pelaku serangan, Yusuf Fadhil, firman Halim, Fadhila Sari dan Famela Risqita, empat nama terakhir merupakan anak sang bomber sekaligus pelaku serangan dengan "janji" upah surga, bukan gandum, telo atau beras semata wayang. Sekeluarga itu terlumat dalam kesumat dendam meski, sulit diukur seberapa dalamnya dendaman mereka.

Oepriarto meski telah lama meninggalkan bangku SMA negeri Favorit di Surabaya, Jawa Timur ia, konsisten dan simultan mengembangkan doktrinnya kepada adik-adik kelasnya, regenerasi dan kaderisasi doktrin tidak boleh lenyap justru, direvitalisasi menjelang era indutri 4.0.  

Penghinaan dan serangan penistaan akut terhadap martabat kemanusiaan  dari pemimpin tertinggi di negeri ini ( Presiden Joko Widodo) jelang Pilpres 2019, menyeruakkan gambaran betapa budaya welas asih, setia kawan, tepo seliro mati percuma dalam hamparan budaya nusantara, yang awalnya semerbak mewangi, dirangkai menarik cantik oleh Proklamator Soekarno, lahirlah Pancasila sebagai darahnya bangsa Indonesia dengan menempatkan Tuhan di sila pertama, sumber hidayah, hikmat dengan kesempurnaan tida banding.  

Meminjam istilah "tidak waras"  dari mantan Ketua PP Muhamadyah Prof Syafi`i  Maarif,  sama dengan menghindari diri dari keagungan hidayah demikian kemegahan hikmat, menempatkkan CiptaanNya pada titik paling nadir  layaknya bara sekam begitu angin bertiup, lenyaplah manusia, sumbu pendek menjadi diksi  termasyur dan, kian tersohor jelang pilpres 2019. 

Mewaspadai gelapnya perjalanan bangsa lima tahun hingga selamanya perjalanan NKRI, Indonesia Next Leader, asosiasi masyarakat sipil di Jakarta, dari  macam rupa profesi suku, warna kulit, agama merasa terpanggil dan memiliki beban tanggung jawab yang sama seperti partai politik, terkait  kelangsungan hidup  NKRI menyerukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar pada kabinet mendatang  pisahkan kementerian Pendidikan Nasional dan membentuk satu kementerian Kebudayaan yang fokus tugasnya mengembangkan budaya lokal Indonesia, tidak saja pada level nasional terpenting pada tataran global sekaligus menangkal setiap budaya impor yang terkamuflase dalam packaging doktrin etics dan fear. 

Forum "Indonesia Next Leader" Diketuai oleh Doris Pandjaitan Alumni Universitas Indonesia, beranggotan beberapa guru besar dari UI, UGM, UNHAS, Pengusaha dan pegiat anti budaya kekerasan  dengan strategi  menyokong sila ke-empat sebagai darah dialog.  Glenn fredly nyong Ambon dari ekosistem ekonomi kreatif musik, membiarkan  diri menjadi anggota forum dan salah satu penggagas  berdirinya Kementerian Kebudayaan.

Bagi Amerika demikian Eropa, tegas Glenn, musik dijadikan sumber ekonomi bahkan menyumbang PDB yang signifikan bagi kedua kawasan tersebut.  Berbeda dengan negara kita musik belum terurus dengan baik, padahal musik nusantara dengan ragam budaya dan lagu daerahnya yang kaya seharusnya menimbulkan efek ekonomi masyarakat setempat dari kreasi musik yang dimiliki. 

Ketika Glenn ditanya figur yang pas untuk  memimpin Kementerian Kebudayaan ia menyebut Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan anggota forum diskusi yang lain mengajukan nama Dosen sekaligus Kepala Peneliti Ilmu Budaya Universitas Indonesia Lily Tjahjandari M.Hum, PhD. 

Lily dikenal sebagai dosen tetap FIB UI, ia juga pegiat budaya yang mengajarkan Keindonesiaan di pulau terluar dan batas negara seperti kawasan Atambua NTT  di kawasan Timur dan,  kepulauan Natuna di kawasan Barat bersama RRI PRO 2.

 

 

 

 

 

KOMENTAR