Gadis Desa Minahasa Utara Dipersunting Bule Portugal

Binsar

Friday, 27-07-2018 | 16:45 pm

MDN
Prosesi pernikahan Nilam Sartika Sari Rorong dan Tiago Filipe Martinho Costa di Masjid Nurut Taqwa, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut, Rabu (25/7/2018) [ist]

Manado, Inako –

Benar kata orang bijak, cinta itu adalah bahasa universal yang tidak mengenal batas suku, agama, ras atau golongan etnis apapun. Hal itu paling tidak dibuktikan oleh pasangan beda negara Nilam Sartika Sari Rorong, asal Desa Paniki Atas, Kecamatan Talawaan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, dengan Tiago Filipe Martinho Costa, pria bule asal Portugal.

Rabu (25/7/2018), keduanya resmi melaksanakan Ijab kabul di Masjid Nurut Taqwa, Perumahan Permata Klabat, Desa Paniki Baru, Kecamatan Talawaan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut), dengan disaksikan jamaah masjid setempat. Sebelumnya, Tiago Filipe Martinho Costa menyatakan diri memeluk agama Islam.

Kisah asmara Sari dan Costa bermula pada bulan November 2016 silam di sebuah Grup Facebook bernama Harry Poter.

Caption

 

“Saya dan dia satu grup di Harry Poter di Facebook. Kami berdua adalah member di grup itu. Kami berdua sama-sama suka di grup tersebut,” ujar keduanya bergantian.

Hubungan pertemanan berlanjut dengan saling berkirim pesan. Namun, Filipe suka berkomunikasi lewat WhatsApp dan komunikasi semakin intens setelah sebelumnya hanya satu bulan berkirim pesan lewat messenger.

“Jadi setahun berkomunikasi lewat WhatsApp dan 1 Desember video call,” kisahnya.

Tak sampai di situ, Filipe tampaknya serius ingin bertemu karena merasa tak puas hanya lewat WhatsApp. Akhirnya Januari 2017 setelah dua minggu berkomunikasi hanya lewat video call, dia mengabarkan akan ke Indonesia.

“Saya gak percaya ketika dia bilang  akan ke Indonesia. Saya kira bercanda,” ujarnya.

Tapi Filipe meyakinkah Nilam bahwa dia sudah booking tiket. September 2017 Filipe menjelaskan kalau dia sudah membeli tiket dan akan ke Indonesia Januari 2018.

“Akhirnya saya dan dia saling janji dan jika benar datang akan dijemput di bandara. Saya jemput sendiri ke bandara dan tidak ada yang antar,” terangnya.

Caption



Nilam masih tak percaya ketika melihat sendiri ternyata sosok Filipe yang benar-benar datang mengunjunginya di Manado. “Saya tak menduga. Niat saya awalnya hanya berteman dan tak ada hubungan apa-apa,” katanya.

Filipe berada di Manado tanggal 10 Januari 2018, dan hanya 9 hari di Manado. Kemudian dia kembali pulang ke Portugal. “Tapi ketika Maret bercerita lagi, Filipe menyatakan akan membawa saya ke Portugal,” jelasnya.

Nilam pun mengajukan syarat bersedia ke Portugal asal dinikahi dulu. Menariknya Filipe tak keberatan akan menikahi dan memenuhi syaratnya hingga dia memeluk Islam sebelum ke jenjang berikutnya menikah.

“Dia serius dan siap memenuhi semua persyaratan itu. Dia serius mau menikahi saya. Saya langsung bilang oke kalau begitu,” ujarnya penuh haru.

Filipe sendiri mengaku bekerja sebagai software engineering di perusahaan Mindera. Dia benar-benar menyukai Indonesia. “Kalau cerita Indonesia lain lagi ya,” ujar Filipe.

Tapi kata dia, istrinya merupakan perempuan yang memiliki karakter yang luar biasa dan dia merasa sangat-sangat bahagia bisa menikahinya. 

“Istri saya berkarakter, peduli, suka mengasihi, perhatian, sikap serta tingkah lakunya baik dan menarik,” ujarnya sambil menyatakan kalau dia akan kembali ke Indonesia.
 

KOMENTAR