Garuda akan Caplok 51% Saham Sriwijaya?

Sifi Masdi

Thursday, 17-10-2019 | 19:53 pm

MDN
Garuda Indonesia [inakoran.com]

Jakarta, Inako

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akhirnya bukan suara terkait rumor Garuda akan mengakuisisi Sriwijaya Air, salah satu maskapai di Grup Sriwijaya Air (lainnya adalah NAM Air).

Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah menjelaskan, saat ini tengah berlangsung proses verifikasi utang dan valuasi Sriwijaya Air. Namun, dia mengatakan, itu bukan berarti Garuda Indonesia membeli Sriwijaya Air.

Menurut Erwin, perhitungan valuasi Sriwijaya dilakukan karena merupakan bagian dari kerja sama manajemen (KSM). Itu juga dilakukan jika pembayaran utang Sriwijaya ditempuh melalui skema konversi saham.

"Valuasi dimintakan karena bagian dari KSM salah satunya meningkatkan nilai perusahaan ketika KSM berjalan dan juga jika restrukturisasi utang melibatkan skema konversi," paparnya.

Sejauh ini, Edwin mengatakan, belum ada kesepakatan mengenai konversi saham tersebut. Sriwijaya masih punya peluang untuk mencicil pembayaran utang. 

"Belum [kesepakatan konversi] karena deal dulu semua aspek komersial termasuk pengakuan kewajiban," terang Edwin.

Dalam keterbukaan di Bursa Efek Indonesia, Jumat (11/10/2019), manajemen Garuda menyebutkan, bahwa anak usaha Garuda yakni PT Citilink Indonesia, menyatakan berpeluang melakukan konversi utang ke dalam kepemilikan saham Sriwijaya Air dan opsi lainnya atas piutang yang dimiliki oleh maskapai BUMN tersebut kepada Sriwijaya Air Group.

"Citilink sampai dengan saat ini masih melakukan kajian terhadap opsi-opsi yang mungkin dilakukan dengan Sriwijaya Group, termasuk mengenai opsi konversi saham maupun opsi-opsi pelunasan lainnya," kata manajemen Garuda Indonesia, dalam surat jawaban kepada BEI yang diperoleh CNBC Indonesia.

"Kajian tersebut dilakukan guna memberikan manfaat yang terbaik bagi kedua belah pihak," kata manajemen GIAA lagi.

Sampai saat ini, tulis manajemen Garuda, tidak ada informasi atau kejadian penting yang material dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perseroan ke depan serta dapat mempengaruhi harga saham GIAA.

"Perseroan akan melakukan pemenuhan kewajiban sesuai dengan ketentuan yang berlaku," tulis manajemen Garuda.

Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Akshara pada pertengahan tahun mengatakan ada alasan di balik opsi akuisisi minimal 51% saham Sriwijaya Air.

Opsi akuisisi ketika itu dipilih setelah sebelumnya dilakukan kerja sama operasi (KSO) - yang berujung menjadi kerja sama manajemen (KSM).

Menurut Ari Akshara, opsi akuisisi minimal 51% itu sebetulnya sudah ada dalam klausul KSO dengan Sriwijaya.


 

KOMENTAR